Baca Juga: 2 Lowongan Kerja Dibuka Jordan Safetech Perkasa, Cek Posisi dan Syaratnya!
Nelayan juga merasa dirugikan dengan kejelasan harga yang tidak pasti yang sering terjadi di desa, salah satu contohnya adalah permainan harga di tingkat pengepul.
“Masalah lain yang dihadapi nelayan di Samajatem itu adalah stok es yang kurang. Karena itu menyebabkan kualitas dari hasil tangkapan nelayan terutama gurita menjadi tidak bagus dan harganya turun,” kata Ramli, nelayan dari Desa Samajatem.
Senada dengan Ramli, nelayan dari Uwedikan, Supardi Yinata mengatakan, kejelasan harga juga sering kali menjadi kendala terhadap nelayan untuk mendapatkan informasi harga yang pasti.
Dampaknya, nelayan terombang-ambing dengan harga yang ditentukan pembeli atau pengepul.
Persoalannya lainnya juga adalah soal kerja sama dengan beberapa perusahaan atau UPI yang tidak berjalan baik dan membuat nelayan mengalami putus asa dalam membangun kemitraan bisnis dengan para pelaku usaha perikanan, sehingga mencari peluang alternatif dengan menjual hasil tangkapan di beberapa pengepul di tingkat kecamatan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sangalu.com
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat