Ilmuwan Mulai Riset Gundukan Raksasa yang Diduga Kapal Nabi Nuh di Pegunungan Turki

- Minggu, 18 Mei 2025 | 10:30 WIB
Ilmuwan Mulai Riset Gundukan Raksasa yang Diduga Kapal Nabi Nuh di Pegunungan Turki


Sekelompok ilmuwan independen dari AS berkumpul di punggung bukit berbentuk kapal yang diduga sebagai Bahtera Nabi Nuh di sebuah gunung di Turki, tepatnya di situs Durupinar.

Situs Durupinar adalah formasi geologi terletak di sepanjang sisi selatan Gunung Tendürek di Turki timur. Formasi tersebut membentang 164 meter.

Bentuk gunung yang tidak biasa membuat sebagian orang percaya, bahwa di sana terdapat reruntuhan Bahtera Nuh yang membatu, perahu raksasa yang diceritakan dalam Alkitab dan AlQuran. Bahtera Nabi Nuh disebut menjadi tempat berlindung bagi banyak spesies hewan di Bumi saat banjir besar melanda.
Tempat ini pertama kali diidentifikasi pada 1948. Namun situs baru mencuat pada 1970-an ketika Ron Wyatt, seorang arkeolog amatir asal AS, dengan berani mengklaimnya sebagai tempat berlabuh Bahtera Nuh.

Wyatt giat mempromosikan ide-idenya yang tak masuk akal. Ia juga menegaskan telah menemukan beberapa situs dan artefak Alkitab yang penting, termasuk sisa-sisa kota Sodom dan Gomora, lokasi penyeberangan Laut Merah, bahkan Tabut Perjanjian di bawah Bait Suci di Yerusalem.

Namun, para arkeolog dan cendikiawan tidak menanggapi serius setiap klaim yang dilontarkan Wyatt. Salah satunya adalah Joe Zias dari Otoritas Purbakala Israel.

“Kami mengetahui klaimnya, yang berbatasan dengan hal tidak masuk akal karena tak memiliki dasar ilmiah apa pun dan tidak pernah dipublikasikan dalam jurnal profesional. Klaim tersebut termasuk dalam kategori sampah yang ditemukan di tabloid seperti National Enquirer, Sun, dll. Sungguh mengherankan bahwa ada orang yang memercayainya,” kata Zias.

Kelompok peneliti swasta, termasuk Wyatt dan beberapa ilmuwan Turki, telah melakukan survei geofisika pertama di situs Durupınar pada 1980-an, kemudian dilanjutkan pada 2010, 2014, dan 2019.
 Namun, tidak ada satu pun temuan mereka yang pernah dipublikasikan. Sementara itu, klaim pihak lain tentang situs tersebut biasanya tak terbukti, sering kali dianggap oleh para ahli sebagai sesuatu yang tidak lebih dari sekadar informasi batuan alami.

Namun, keyakinan itu tak kunjung sirna. Satu kelompok yang terpesona dengan situs Durupınar adalah tim peneliti dari California, AS, yang dikenal sebagai Noah’s Ark Scan. Mereka tidak berencana melakukan penggalian dalam waktu dekat, tetapi fokus pada pelestarian lokasi dan penelitian non-destruktif bersama mitra universitas di Turki.

“Penggalian di ‘lokasi perahu’ belum dimulai karena kami perlu melakukan survei geofisika, pengeboran inti, dan perencanaan yang cermat terlebih dahulu. Lokasi tersebut berada di aliran tanah yang aktif dengan musim dingin ekstrem, jadi melindungi area adalah prioritas utama kami,” kata Noah’s Ark Scan, mengutio IFL Science.

“Selama beberapa tahun ke depan, mitra universitas di Turki kami akan melakukan uji non-deskruktif–seperti pengambilan sampel tanah, pemindaian radar, dan metode lain– untuk menentukan apakah struktur yang kami deteksi benar-benar buatan manusia atau sekadar formasi alami. baru setelah kami mengumpulkan cukup bukti dan memiliki rencana pelestarian yang tepat, kami akan mempertimbangkan penggalian.”

Bukti sejauh ini menunjukkan situs Durupınar tidak lebih dari sekadar formasi geologi alami. David Fasold, seorang peneliti yang bergabung dengan Wyatt pada ekspedisi awal di Turki timur, awalnya juga yakin gundukan itu adalah bangkai kapal yang tersembunyi, tapi akhirnya mulai meragukannya.

Pada 1996, ia turut menulis makalah yang ditinjau oleh sejawat berjudul “Bogus ‘Noah's Ark’ from Turkey Exposed as a Common Geologic Structure”. Menarik untuk kita tunggu hasil studi para ilmuwan dan menentukan kebenaran di balik gundukan misterius situs Durupınar.

Sumber: kumparan
Foto: 

Komentar