200 Tahun Perang Jawa, Kisah Sang Pangeran Yang Tak Terungkap!

- Kamis, 24 Juli 2025 | 07:35 WIB
200 Tahun Perang Jawa, Kisah Sang Pangeran Yang Tak Terungkap!

PARADAPOS.COM - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menggelar bedah buku Babad Diponegoro untuk menghidupkan kembali semangat perlawanan pahlawan bangsa tersebut sekaligus memperingati 200 tahun perang Jawa.


Sekretaris Utama Perpusnas Joko Santoso di Jakarta, menyampaikan bahwa Babad Diponegoro tidak hanya sekadar catatan sejarah di masa lalu, tetapi sebuah karya yang mencerminkan pemikiran, pandangan dunia, dan perjuangan spiritual Pangeran Diponegoro.


"Babad Diponegoro mengisahkan asal-usul Sang Pangeran, latar belakang keluarga, serta peristiwa-peristiwa penting yang membentuk kehidupannya, termasuk ketidakpuasannya terhadap pemerintahan kolonial Belanda dan keputusan untuk melancarkan perlawanan," kata Joko, Rabu 23 Juli 2025.


Ia menjelaskan, dalam rangka memperingati 200 tahun perang Jawa, Perpusnas tidak hanya menerbitkan buku Babad Diponegoro, tetapi juga menghadirkan bentuk visual dari buku sketsa perang Jawa yang memiliki judul asli Schetsen over den Oorlog van Java.


Buku tersebut memoar Kanjeng Raden Adipati Ario Joyodiningrat (1800-1864) yang ditulis dalam bahasa Melayu "pasar" dalam 114 halaman telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia modern agar lebih dapat dinikmati masyarakat.


"Sketsa perang Jawa yang kita hadirkan dalam bentuk visual hari ini bertujuan untuk membuka ruang interpretasi tentang bagaimana kita sebagai generasi penerus memahami dan menghidupkan kembali semangat perlawanan, kegigihan, dan nilai budaya yang diwariskan melalui konflik yang menjadi titik balik dalam sejarah Nusantara," ucap Joko.


Sementara itu, Sejarawan sekaligus Penulis Inggris, Peter Carey yang menyunting Babad Diponegoro dan sketsa perang Jawa mengatakan, Babad Diponegoro berisi pengetahuan yang ditulis khusus oleh Sang Pangeran untuk keturunannya yang lahir selama masa pengasingan di Manado dan Makassar.


"Semua pengetahuan yang dimiliki Diponegoro mengenai legenda, sejarah, warisan, dan spiritual dari Jawa diejawantahkan di dalam buku yang tebal ini. Dalam terbitan buku yang terdiri dari 1.400 halaman dan dalam tulisan 1.151 halaman folio, semua ditulis sendiri oleh Sang Pangeran selama sembilan bulan antara Mei 1831 sampai Februari 1832," tuturnya.


Terkait sketsa perang Jawa, ia menjelaskan bahwa buku tersebut merupakan memoar memoar Kanjeng Raden Ario Joyodiningrat saat masih muda dan menjadi seorang panji.

Halaman:

Komentar