OLEH: ANDI YUSRAN
DEBAT pemilihan presiden 2024 telah dimulai. Debat yang didesain KPU tersebut akan diadakan sebanyak lima kali dengan sesi yang bersifat tematik.
Debat Pilpres 2024 sesi perdana yang telah terlaksana, nyaris menjadi sekadar debat kusir yang tidak menyentuh persoalan mendasar bangsa. Padahal tumpukan persoalan bangsa hari ini seharusnya menjadi isu sentral untuk dikupas dalam arena debat.
Ada beberapa variabel independen yang turut memberi andil negatif pada debat sesi perdana tersebut.
Pertama, pilihan materi debat oleh KPU didesain seperti kuis. Masing-masing kandidat diberi pertanyaan yang berbeda hasil pengundian acak. Sehingga sulit menimbang kemampuan masing-masing kandidat dalam merespons sebuah masalah yang sama dan merumuskan resolusinya.
Kedua, jika panelis yang merumuskan pertanyaan ala kuis tersebut memiliki kedalaman keilmuan, maka sejatinya, panelis bisa memetakan setiap masalah dengan data real dan valid.
Kemudian mengajukan pertanyaan kepada kandidat berupa kebijakan, strategi dan program yang menjadi resolusi terhadap suatu masalah. Hal ini dilakukan untuk menggali kemampuan kandidat sebagai problem solver segera setelah ianya terpilih menjadi Presiden.
Artikel Terkait
Emil Audero Ungkap Sisi Lain Jamie Vardy: Kiper Cremonese Puji Kesederhanaan Striker Legendaris
Kunjungan Wamenlu Anis Matta ke Kuwait: Percepat FTA hingga Investasi KIA
Hary Tanoesoedibjo Perintahkan Penguatan Partai Perindo Hingga Level RT/RW
FTA 3.0 ASEAN-China Diteken: Perdagangan Digital Menguat, Potensi Capai USD 1 Triliun