PARADAPOS.COM - Isu ijazah palsu yang dituduhkan kepada mantan presiden Joko Widodo (Jokowi) memang terus bergulir di ruang publik, terutama di pemberitaan televisi, talkshow, podcast dan media sosial.
Namun di tengah riuh narasi yang berkembang, mayoritas masyarakat Indonesia justru menunjukan sikap yang lebih tenang dan rasional. Sebesar 74,6 % publik menyatakan tidak percaya dengan isu ijazah palsu Jokowi. Dan hanya sebesar 12,2 % yang menyatakan percaya dengan isu ijazah palsu tersebut.
Hasil temuan survei LSI Denny JA, mereka yang tak percaya dengan isu ijazah palsu Jokowi merata di semua segmen demografi.
"Dari mereka yang berpendidikan rendah hingga kalangan terpelajar, dari masyarakat akar
rumput hingga kelompok mapan, di pedesaan maupun perkotaan, dari Gen Z hingga generasi baby boomer, dan dari semua konstituen partai politik," jelas peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa dalam rilis survei LSI Denny JA, Rabu (30/7/2025).
Di segmen pendidikan, mereka yang hanya tamat SD ke bawah, sebesar 81,5 % tak percaya dengan isu ijazah palsu Jokowi. Di mereka yang hanya tamat SMP atau sederajat, sebesar 73,7 % yang tak percaya, dan di segmen mereka yang tamat SMA sederajat sebesar 69,8 %.
"Mereka yang tak percaya dengan isu ijazah palsu Jokowi juga lebih banyak di pemilih perempuan dibanding laki-laki 78,2 % vs 71,2 %, di pemilih non Islam dibanding pemilih Islam 84,8 % vs 73,3 %, dan pemilih yang tinggal di pedesaan dibanding perkotaan," kata Ardian.
Sedangkan di segmen pemilih capres, ada sebesar 79,4 % pemilih Prabowo Subianto yang menyatakan tak percaya isu ijazah palsu Jokowi, di pemilih Ganjar ada sebesar 67,9 % yang tak percaya.
"Dan di pemilih Anies meski masih mayoritas yang tak percaya dengan isu ijazah palsu Jokowi, namun angkanya lebih kecil yaitu sebesar 51,7 %," katanya.
Survei ini merupakan survei nasional tatap muka yang dilaksanakan di semua provinsi pada 28 Mei – 12 Juni 2025 dengan metode multistage random sampling. Survei menggunakan 1200 responden, dengan estimasi margin of error sebesar /- 2,9 %. Untuk memperkuat temuan dan Analisa, LSI Denny JA juga melakukan riset kualitatif berupa indepth interview, FGD, dan media analisis.
Sumber: tribunnews
Artikel Terkait
Paiman Raharjo: Saya Jadi Wamendes Karena Relawan, Bukan Cetak Ijazah Palsu Jokowi!
Membedah Peluang BG Ambil Alih PDIP Dari Trah Soekarno!
PPATK Jangan Sembrono, Pemblokiran Rekening Pasif Tak Boleh Sembarangan
Dinilai Sakti, PSI Jadikan Jokowi Imam Besar Politik