Kenapa Paus Baru Pakai Nama Pope Leo XIV?

- Jumat, 09 Mei 2025 | 04:00 WIB
Kenapa Paus Baru Pakai Nama Pope Leo XIV?


Kardinal Robert Francis Prevost asal Amerika Serikat, terpilih sebagai Paus ke-267 pada Kamis, 8 Mei 2025 dan mengambil nama Leo XIV. Diketahui Prevos menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025 lalu.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apa alasan di balik pemilihan nama Leo XIV oleh Paus Robert Francis Prevost? Simak penjelasan berikut ini.

Alasan Paus Baru Pakai Nama Leo XIV


Klub Peru Ini Konon Didukung Paus Leo XIV: Ikuti Jejak Paus Fransiskus [Instagram]

Pemilihan nama bagi seorang Paus baru bukan sekadar tradisi, melainkan sebuah pernyataan awal tentang visi dan arah kepemimpinannya. Para ahli berpendapat bahwa nama yang dipilih mencerminkan karakter, semangat, serta prioritas yang ingin diusung selama masa kepausannya.

Dalam tradisi Katolik, meskipun tidak ada aturan baku mengenai pemilihan nama, biasanya nama tersebut dipilih sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh atau Paus terdahulu yang dikagumi. Nama yang dipilih oleh Robert Francis Prevost, yakni Leo XIV, merujuk pada dua tokoh penting dalam sejarah Gereja Katolik yaitu Paus Leo I (Leo Agung) dan Paus Leo XIII.

Paus Leo I, yang memimpin pada abad ke-5, dikenang atas keberaniannya dalam menghadapi ancaman politik, termasuk keberhasilannya meyakinkan Attila the Hun untuk tidak menyerang Roma. Beliau juga dihormati sebagai seorang pemikir dan pembela ajaran gereja yang penting.

Sementara itu Paus Leo XIII, yang memimpin dari tahun 1878 hingga 1903, dikenal luas atas perhatiannya yang mendalam terhadap isu-isu keadilan sosial. Paus terakhir yang menggunakan nama Leo ini kerap dipandang sebagai peletak dasar bagi pemikiran sosial Katolik modern.

Dari kisah Paus Leo I dan Leo XIII, pemilihan nama ini oleh Robert Francis Prevost mengindikasikan kuat kemungkinan bahwa dia akan melanjutkan semangat reformasi sosial dan memperkuat ajaran Gereja dalam menghadapi tantangan dunia saat ini. Mulai dari kesenjangan ekonomi, dampak globalisasi, dan isu etika terkait teknologi seperti kecerdasan buatan.

Prevost tampaknya ingin mengikuti jejak para pemimpin yang kuat dan progresif tersebut dengan menggabungkan ketegasan dalam menghadapi isu global dengan komitmen yang mendalam terhadap keadilan sosial dan pembaruan ajaran. Senada dengan hal itu, juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, menyatakan bahwa nama "Leo XIV" jelas terkait dengan ajaran sosial Gereja Katolik.

Lebih lanjut, banyak pengamat melihat pilihan nama ini sebagai kelanjutan dari semangat yang diusung oleh Paus Fransiskus, yang dikenal atas perhatiannya terhadap kaum miskin dan perjuangannya melawan ketidakadilan global. Terlebih, Prevost dikenal di antara rekan-rekan karena pembawaannya yang tenang serta dukungannya terhadap komitmen Paus Fransiskus dalam memperjuangkan keadilan sosial.

Kesimpulannya, seorang Paus baru dapat memilih nama apa pun yang dia inginkan. Seorang Paus baru biasanya memilih nama berdasarkan kepausan yang ingin dia hormati atau tiru.

Profil Singkat Robert Francis Prevost


Robert Francis Prevost terpilih sebagai Paus yang baru [Variety]

Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat, yang kini dikenal dengan nama kepausannya Pope Leo XIV, terpilih sebagai pemimpin baru Gereja Katolik menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025. Sebelum terpilih menjadi Paus, Prevost yang kini berusia 69 tahun ini pernah mengemban tugas sebagai Uskup Chiclayo di Peru dari tahun 2015 hingga 2023.

Selain itu, Prevost ditunjuk langsung oleh Paus Fransiskus. Dia juga adalah Uskup Agung Chicago yang memimpin keuskupan terbesar di Amerika Utara.

Prevost yang lahir di Chicago pada tahun 1955 ini diketahui memegang dua kewarganegaraan yakni Amerika Serikat dan Peru. Sebagian besar kariernya dihabiskan sebagai misionaris di Amerika Selatan.

Bahkan Prevost juga pernah bertugas selama 10 tahun di Trujillo, Peru, sebelum diangkat menjadi Uskup Chiclayo. Baru-baru ini, dia pun memimpin kantor Vatikan yang mengurusi pengangkatan uskup.

Bukan hanya itu, Prevost juga menjabat di Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, wilayah dengan jumlah umat Katolik terbesar di dunia. The Telegraph mencatat bahwa Prevost adalah seorang tokoh reformis. Salah satu langkah konkret yang menunjukkan hal ini adalah keterlibatannya dalam menunjuk 3 perempuan sebagai bagian dari blok pemungutan suara untuk memilih uskup.

Tak hanya itu, Prevost juga mendapatkan kepercayaan langsung dari Paus Fransiskus untuk menjabat sebagai kepala Dikasteri Vatikan. Posisi itu membuat Prevost berperan dalam meneliti rekam jejak para calon pemimpin senior gereja di seluruh dunia.

Sebagai presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, Prevost memiliki hubungan yang erat dengan hierarki Katolik di wilayah tersebut. Dengan terpilihnya sebagai Paus baru, Prevost mencatatkan diri dalam sejarah Gereja Katolik sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat dalam 2000 tahun terakhir.

Sumber: suara
Foto: Paus Leo XIV [Instagram/vaticannews]

Komentar