PARADAPOS.COM - Kementerian Keuangan melaporkan bahwa posisi kewajiban pemerintah, termasuk utang jangka pendek dan jangka panjang, mencapai Rp10.269,02 triliun per 31 Desember 2024. Angka ini meningkat Rp732,34 triliun atau setara 7,68% dibandingkan akhir 2023 yang tercatat sebesar Rp9.536,68 triliun.
Laporan tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam dokumen keterangan pertanggungjawaban pemerintah atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
"Total aset pemerintah mencapai Rp13.692,37 triliun per 31 Desember 2024. Angka ini naik Rp619,55 triliun atau 4,74% dibandingkan dengan Rp13.072,82 triliun per 31 Desember 2023," kata Sri Mulyani, dikutip Rabu (2/7/2025).
Dengan total aset dan kewajiban tersebut, alhasil total ekuitas pemerintah tercatat Rp3.423,35 triliun per 31 Desember 2024. Angka ini turun Rp112,79 triliun atau -3,19% dibanding Rp3.536,14 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Hal ini menggambarkan kekayaan bersih negara dan kapasitas fiskal yang tetap dapat terjaga dan diandalkan untuk menopang kebutuhan pembangunan nasional secara berkelanjutan," tutur Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR, dikutip Jumat(3/7/2025).
Dari sisi kinerja operasional, pendapatan pemerintah pada 2024 tercatat sebesar Rp3.115,3 triliun, masih lebih rendah dibandingkan total beban operasional yang mencapai Rp3.353,6 triliun.
Kondisi tersebut menghasilkan defisit operasional sebesar Rp238,3 triliun. Namun, dari aktivitas non-operasional tercatat surplus Rp22,7 triliun, sehingga defisit keseluruhan sepanjang 2024 menjadi Rp215,7 triliun.
Dalam kesempatan yang sama, Sri Mulyani juga melaporkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) pada akhir 2024 tercatat Rp457,5 triliun. Angka ini menurun 0,4% dibandingkan dengan posisi SAL pada akhir tahun sebelumnya.
Sebagai informasi, SAL merupakan akumulasi SiLPA atau Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran tahun-tahun anggaran sebelumnya, serta tahun anggaran berjalan yang disesuaikan dengan SAL sebelumnya.
Pada awal 2024, SAL pemerintah tercatat mencapai Rp459,5 triliun."Kemudian, setelah dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan APBN dan memperhitungkan Silpa dari penyesuaian lain, maka SAL akhir Rp457,5 triliun atau menurun 0,4%," jelasnya.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, pemanfaatan SAL sepanjang tahun tercatat sebesar Rp56,4 triliun. Di sisi lain, SiLPA tercatat sebesar Rp45,7 triliun, dan penyesuaian SAL sebesar Rp8,7 triliun. Alhasil, SAL akhir 2024 menjadi Rp457,5 triliun atau menurun 0,4%.
Sumber: monitor
Artikel Terkait
KACAU! Jajaran Media Dapat Kiriman WA Paiman Raharjo, Minta Setop Bahas Isu Ijazah Jokowi, Bentuk Teror Politik?
Mayjen TNI (Purn) Soenarko Nilai Gibran Sosok Tak Kompeten: Wapres Kok Planga-Pongo, Gak Pantes!
GAWAT! Relawan Sedulur Jokowi Mengutuk Roy Suryo, Ancam Akan Lakukan Aksi Besar
Balada Topan Obaja Putra Ginting: Si Anak Emas Gubernur, Kawan Baik Rektor USU