paradapos.com - Pemilihan presiden di Taiwan pada hari Sabtu telah menarik perhatian negara tetangganya, Tiongkok, yang mengindikasikan bahwa pemilihan presiden tersebut dapat memicu ketegangan antara perdamaian dan konflik di pulau tersebut.
Meskipun Taiwan telah mengatur dirinya sendiri selama hampir tiga perempat abad, Tiongkok tetap mengklaimnya sebagai wilayahnya.
Kandidat Presiden
Calon presiden, yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden dan dikenal sebagai William Lai, mencalonkan diri dari Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa.
Baca Juga: Jadi Negara Pengguna Vape Terbanyak di Dunia, 1 dari 4 Orang Indonesia Adalah Penggunanya
Dalam kurun waktu 25 tahun sebagai dokter dan politisi lulusan Harvard, Lai memicu kemarahan pemerintah Tiongkok beberapa tahun yang lalu ketika ia menyebut dirinya sebagai "pekerja pragmatis untuk kemerdekaan Taiwan." Meskipun demikian, ia tidak menutup pintu untuk berdialog dengan Tiongkok.
Salah satu kandidat utama lainnya adalah Hou Yu-ih, yang berasal dari partai oposisi utama Koumintang (KMT). Partai ini merupakan penerus pemerintahan yang mundur dari pemerintahan Taiwan pada tahun 1949 setelah mengalami kekalahan dalam perang saudara melawan Partai Komunis Tiongkok di daratan.
Dikenal sebagai partai yang umumnya lebih ramah terhadap Tiongkok dibandingkan DPP, KMT memiliki Hou Yu-ih sebagai presidennya.
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA