Data Bank Dunia 60,3 Persen Penduduk RI Miskin, Rocky Gerung: Ada yang Salah dengan 10 Tahun Jokowi

- Jumat, 13 Juni 2025 | 01:55 WIB
Data Bank Dunia 60,3 Persen Penduduk RI Miskin, Rocky Gerung: Ada yang Salah dengan 10 Tahun Jokowi



PARADAPOS.COM  - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti data terbaru yang dirilis Bank Dunia (World Bank) yang menyebut, 60,3 persen penduduk Indonesia hidup miskin.

Menurut Rocky, hal tersebut tidak terlepas dari kiprah pemerintahan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam dua periode, 2014-2019 dan 2019-2024.

Mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) ini menilai, data dari Bank Dunia tersebut membuka tabir dari kondisi ekonomi Indonesia yang selama ini disampaikan pemerintah.

Hal tersebut dia sampaikan dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (12/6/2025).

Mulanya, Rocky menyebut, jelas data Bank Dunia membuat publik tercengang, bahwa dua dari tiga orang di Indonesia hidup dalam kemiskinan.

Apalagi, data tersebut merupakan data internasional yang mana, tidak bisa diintervensi.

"Artinya, data itu akhirnya tiba untuk menerangkan apa sebetulnya yang disebut sebagai disparitas, apa yang sebetulnya disebut sebagai kemiskinan, apa yang dimaksud dengan kemampuan membeli daya beli?" ujar Rocky Gerung,

"Jadi, hasil rilis Bank Dunia itu mencengangkan kita. Tercengang karena ternyata data 2024 menunjukkan bahwa dua dari tiga orang Indonesia itu ada di bawah garis kemiskinan, hidupnya miskin. Dan ini adalah data internasional," lanjutnya.

"Nah, artinya pengukuran secara metodologis yang memungkinkan kita membuat perbandingan antara daya beli kita dengan daya beli negara lain, tambahnya.

"Dan ukuran yang disebut Purchasing Power ini menunjukkan bahwa keterusterangan pemerintah tidak bisa lagi disembunyikan berdasarkan alasan-alasan lokal. Karena langsung diukur 1 dolar itu konsumen bisa beli berapa, dalam perbandingan dengan belanja di Jakarta dan belanja di Washington, misalnya," jelasnya.

Apa yang Dilakukan Selama 10 Tahun Ini?



Melihat besarnya angka kemiskinan di RI yang diungkap Bank Dunia, Rocky Gerung pun mempertanyakan kinerja pemerintahan Jokowi selama dua periode.

Apalagi, data Bank Dunia tersebut dirilis setelah Jokowi lengser dari kursi orang nomor satu di Indonesia.

"Tetapi yang paling membuat kita berpikir kembali, apa yang dilakukan selama 10 tahun ini, sehingga akhirnya dua per tiga, dua dari tiga orang Indonesia itu miskin?" papar Rocky Gerung.

"Artinya, kira-kira 195 juta orang Indonesia di bawah garis kemiskinan," tambahnya.

Rocky Gerung pun menilai pertanggungjawaban atas tingginya angka kemiskinan RI versi Bank Dunia itu ada pada Jokowi.

Bahkan, menurutnya, data Bank Dunia ini tidak hanya mengungkap apa yang ditutup-tutupi oleh Jokowi selama 10 tahun terakhir, tetapi juga memprediksi kegagalan Indonesia di masa depan.

"Sebetulnya, Bank Dunia bukan sekedar membocorkan apa yang disembunyikan selama 10 tahun oleh Jokowi, tapi menunjukkan bahwa kegagalan Indonesia itu bisa diprediksi ke depan," jelas Rocky. 

"Jadi, sekali lagi kita coba membaca data-data itu di dalam upaya untuk bukan sekedar memperbaiki, tapi menyadari bahwa ada yang salah di dalam kebijakan 10 tahun Presiden Jokowi," lanjutnya.

"Kan Bank Dunia rilis data itu setelah Jokowi lengser. Jadi pertanggungjawabannya ke siapa? Ke Jokowi lagi kan? Itu intinya," tegasnya.

"Jadi kalau buzzer nanti ngamuk, ya silakan ngamuk ke Bank Dunia tuh. Karena Bank Dunia adalah lembaga standar untuk mengukur kemiskinan dunia," tandasnya.

Data Terbaru Bank Dunia: 60,3 Persen Penduduk Indonesia Hidup Miskin

Dikutip dari Kompas.com, Bank Dunia baru-baru ini merilis data terbaru angka kemiskinan di seluruh dunia, termasuk angka kemiskinan di Indonesia.

Dalam laporan berjudul Macro Poverty Outlook 2025 yang dirilis pada 10 April lalu, data tingkat kemiskinan di Indonesia sangat tinggi, bahkan jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di dunia dari sisi persentase.

Dalam perhitungan angka kemiskinan di Indonesia, Bank Dunia mengelompokkan Indonesia sebagai kelompok ekonomi menengah ke atas (upper middle income country). 

Adapun formula yang dipakai Bank Dunia adalah pendapatan penduduk 6,85 dollar AS atau setara Rp 111.600 (kurs Rp 16.290) per kapita per hari sesuai dengan rumus untuk upper middle-income poverty rate.

Artinya, penduduk yang penghasilannya tak sampai 6,85 dollar per hari, maka dikategorikan sebagai penduduk miskin versi Bank Dunia.

Formula menentukan jumlah penduduk miskin di Indonesia antara Bank Dunia ini tentu saja berbeda dengan perhitungan versi Badan Pusat Statistik (BPS).

Kalkulasi angka kemiskinan BPS selalu mengacu pada garis kemiskinan nasional per kapita yang ditetapkan Rp 595.242 per bulan.

Dengan formula di atas, menurut Bank Dunia sebagaimana dilaporkan dalam Macro Poverty Outlook 2025, per 2024 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 60,3 persen.

Data tingkat kemiskinan di Indonesia ini menurun tipis bila dibandingkan pada tahun 2023, di mana angka kemiskinan di Indonesia versi Bank Dunia sebayak 61,8 persen.

Masih mengacu pada data dari Bank Dunia, jumlah penduduk miskin di Indonesia berada di urutan keempat terbanyak dari sisi persentase di dunia.

Berikut rankingnya:

Afrika Selatan: 63,4 persen
Namibia: 62,5 persen
Botswana: 61,9 persen
Indonesia: 60,3 persen
Guatemala: 57,3 persen
Guinea Khatulistiwa: 57 persen
Armenia: 51 persen
Fiji: 50,1 persen
Georgia: 35,6 persen
Gabon: 34,6 persen

Sumber: Tribunnews 

Komentar