Laporan CrowdStrike Ungkap Lonjakan Serangan Ransomware Berbasis AI di Asia Pasifik
Perusahaan keamanan siber CrowdStrike merilis 2025 APJ eCrime Landscape Report yang mengungkap perkembangan signifikan kejahatan siber berbahasa Mandarin di kawasan Asia Pasifik dan Jepang. Meski pemerintah China memperketat pembatasan internet, marketplace bawah tanah tetap menjadi pusat transaksi ilegal dengan nilai miliaran dolar AS.
Marketplace Bawah Tanah Tumbuh Pesat
Platform anonim seperti Chang'an, FreeCity, dan Huione Guarantee beroperasi di clearnet, darknet, serta Telegram. Marketplace ini menyediakan tempat aman untuk transaksi kredensial curian, kit phishing, malware, dan layanan pencucian uang. Huione Guarantee dilaporkan memproses transaksi sekitar USD 27 miliar sebelum mengalami gangguan pada 2025.
Ransomware Berbasis AI Meningkat Drastis
Laporan ini menyoroti lonjakan serangan ransomware berbasis kecerdasan buatan yang semakin menantang. AI mempercepat dan memperluas setiap tahap rantai serangan, dari rekayasa sosial hingga pengembangan malware otomatis. Muncul generasi baru pelaku dengan kampanye "Big Game Hunting" yang menargetkan organisasi bernilai tinggi di India, Australia, dan Jepang.
Artikel Terkait