Spekulasi mengenai perubahan peran Jokowi dalam struktur Projo semakin kuat seiring dengan langkah Budi Arie yang memberikan sinyal akan bergabung dengan Partai Gerindra. Dalam pidatonya di kongres, Budi Arie dengan tegas menyatakan, "Kami akan memperkuat seluruh agenda politik Presiden dengan memperkuat partai politik pimpinan Presiden," yang merujuk langsung pada Prabowo Subianto.
Selain pergeseran dukungan politik, Projo juga berencana mengganti logo organisasi yang selama ini menampilkan wajah Jokowi. Budi Arie menegaskan bahwa perubahan ini bukanlah bentuk menjauhi Jokowi, melainkan bagian dari proses transformasi organisasi yang telah disepakati oleh Jokowi sendiri.
Makna Nama Projo dan Masa Depan Organisasi
Meski mengubah logo, Budi Arie menegaskan bahwa nama "Projo" akan tetap dipertahankan. Ia menjelaskan bahwa istilah "Projo" sebenarnya bukanlah singkatan dari "Pro Jokowi", tetapi berasal dari bahasa Sanskerta dan Jawa Kawi yang berarti "negeri" dan "rakyat".
"Projo itu artinya negeri dan rakyat. Jadi kaum Projo adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya," jelas Budi Arie. Transformasi ini menandai babak baru bagi Projo, dari organisasi yang fokus mengawal pemerintahan Jokowi menjadi organisasi yang siap menghadapi tantangan politik baru dengan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.
Artikel Terkait
Strategi Partai Perindo Dongkrak 130 Juta Warga Naik Kelas Ekonomi
Hary Tanoe: Partai Perindo Akan Jadi Partai Besar, Ini Kuncinya!
Menteri Agama Nasaruddin Umar: Keikhlasan Kunci Utama dalam Berpolitik
Partai Perindo Tegaskan Politik Akuntabel: Siap Diperiksa Rakyat!