Walau sudah tertimbun oleh kebergantian lapisan tema, sebuah idiom (tertentu ) akan kelar dan viral kembali manakala disentuh oleh usilan ‘ilat. Sampel dan modelnya cukup banyak. Di antaranya yang kini tengah hit di lubang telinga publik adalah album idiom “Vasektomi”.
Bicara ihwal dirinya (vasektomi) tak ubahnya ibarat kidung lawas yang telah renta usianya di atas panggung sejarah dinamika perkembangan dunia sains dan teknologi, lebih spesifik pada fan Ilmu kedokteran.
Konon vasektomi telah dieksprimentasi (secara tradisional) sejek tahun 1897, dengan cara saluran vas diakses dengan memotong dua sayatan ke dalam skrotum dengan pisau bedah. Tentu ini tampak kasar dan berisiko. Maka sekitar tahun 1970-an Dr. Shungiang Li dari Tiongkok mengkonstruksi teknik yang lebih lembut dengan cara mengoprasionalkan alat yang sangat halus untuk mengakses saluran melalui satu tusukan kecil. Teknik tanpa pisau bedah ini, terbukti mampu meminimalisir risiko, disamping lebih dapat diterima oleh pasien daripada teknik tradisional. Oleh karenanya, sejak 1980-an, teknik tanpa pisau bedah telah menyebar ke seluruh dunia.
Dari sederet definisi yang berjejer di batok kepala para praktisi di bidangnya, puncak muara konklusi ekstremnya berhenti pada titik, bahwa ia (vasektomi) tidak lain adalah sebuah aksi medis untuk memotong fungsi sperma laki-laki supaya secara permanen tidak lagi bisa memberi pembuahan kepada istri.
Karena demikian esktremnya, ketika diportet dari dimensi lensa agama (doktrin teologis), maka automatically vasektomi adalah sebuah pembangkangan riil atas permanensi irodat Tuhan, dimana soal cetak biru siklus pergantian keturunan sudah menjadi agenda manajemen sunatullah yang tidak bisa dibantah.
قال ابن حجر الهيتمي في التحفة: ويحرم استعمال ما يقطع الحبل من أصله كما صرح به كثيرون وهو ظاهر. انتهى. قال الشبراملسي في حاشيته 7/137: وقوله من أصله: أي أما ما تبطئ الحمل مدة ولا يقطعه من أصله فلا يحرم كما هو ظاهر، ثم الظاهر أنه إن كان لعذر كتربية ولد لم يكره أيضا؛ وإلا كره.
Ibn Hajar al-Haitami dalam kitabnya “al-Tuhfah” berkata, “Adapun menggunakan cara untuk memangkas kehamilan sekaligus (secara permanen ) hukumnya adalah haram. Ini jelas sudah konsensus mayoritas ulama” . Syibri Amlisi dalam Hasyiyahnya mengatakan, ” Adapun untuk maksud pelambatan (jarak melahirkan : KB konvensional), bukan untuk pemutusan (kehamilan) , itu tidak diharamkan, terlebih dengan alasan untuk pendidikan anak”.
Wacana Vasektomi yang digaungkan oleh Dedi Mulyadi (Gubernur Jabar), sebagai syarat untuk penerimaan bantuan sosial ( bansos), adalah sebuah langkah yang cukup berani , kontroversi, namun sekaligus juga adalah keliru. Paling tidak karena dua hal. Pertama, dari dasar awal, bahwa apapun wujudnya, Vasektomi adalah bentuk upaya untuk memutus mata rantai kehahamilan. Ini sungguh nyata, melabrak cetak biru konstitusi sunatullah. Kedua, dijadikan syarat untuk menerima bantuan sosial ( bansos). Itu adalah bukti lain dari makna perendahan terhadap marwah dan martabat hak asasi dan hukum Islam. Sedemikian naifnya menyodorkan variable “masaliku al-‘Ilat”, berupa “syarat penerimaan bantuan sosial”. Seberapa besar sih nilai akumulasi materi yang disajikan dalam bantuan sosial tersebut?.
Kendati memang benar wacana tersebut ( vasektomi) terlontar dari fakta “Kasuistik”, atas dasar temuannya, bahwa ada kelurga miskin yang memiliki 12 anak. Namun demikian, tidak bisa digeneralisir untuk sebuah kebijakan kontroversi, bahwa syarat untuk mendapat bantuan sosial harus divasektomi.
KDM sendiri yang sekarang menjadi pejabat hebat “sugih harta” ( konon) terlahir dari keluarga besar yang tidak punya ( baca : miskin). Dia adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara. Ayahnya hanya seorang pensiunan TNI golongan rendah. Dia mengakui, bahwa lauk pauk yang dianggap “mewah” hanya ikan asin, itupun hanya bisa bertahan sampai tanggal 5 saja. Selepas tanggal tersebut, dia berkata, “Garam dikasih bawang, terus disimpan di toples. Makanan ini yang dibagikan pada sembilan anak. Terkadang malam hari saya diajak cari belalang untuk teman nasi,” tuturnya dilansir dari Kompas.com.
KDM, kenapa ibu Anda tidak masuk KB, atau ayah divasektomi sekalian? Bisa, jadi kalau bukan terlahir dari keluarga miskin, mungkin KDM tidak seperti KDM hari ini. Jadi solusi mengatasi kemiskinan dengan cara esktrem ( vasektomi), sekali lagi adalah sebuah pilihan keliru. Adalah Prof. Dr. Rahmat Syafi’i Ketua MUI Provinsi Jawa Barat, dengan tegas mengatakan, ” Tidak boleh bertentangan dengan syariat, pada intinya vasektomi itu haram dan itu sesuai Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia IV di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat pada 2012,”.
Namun, bagi sang fenomenal ( KDM), fatwa MUI bukan hal yang mesti ditakutkan, mungkin yang terpenting baginya adalah sebuah kesejahteraan sosial yang rasional. Ini sesuai dengan jargon visi-misinya “Jabar Istimewa” : yakni memiliki keistimewaan dari segala aspek, yaitu Kesehatan, Pendidikan, Sosial-Budaya, Lingkungan, dan lapangan kerja. Termasuk Vasektomi sebagai syarat penerima bantuan sosial ( bansos), adalah sebuah keistimewaan tersendiri bagi provinsi Jawa Barat (?).
Apapun wujudnya, yang pasti gagasan KDM di atas dalam konteks diskursus alam demokrasi adalah sebuah keniscayaan. Dan lontaran pendapat atau kritikan (dari pihak tidak setuju) pun juga adalah sebuah keniscayaan yang sama. Malah bisa jadi, adalah sebuah kemestian. Karena ia menjadi bagian integral dari prinsip “Amar Ma’ruf Wahul Munkar”.
Oleh: Dr. Sulaiman Jazuli MEI
Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Ketua Majelis Tabligh PDM Kota Bogor
______________________________________
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan PARADAPOS.COM terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi PARADAPOS.COM akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
Artikel Terkait
Viral, Driver Ojol di Medan Terkejut Antar Paket Isi Mayat Bayi
Viral Bea Cukai Vs Polisi Rebutan Tangkap Mobil Box Pembawa Rokok Ilegal, Netizen: Mereka Berlomba Berbuat Baik
Menaker Siap Hapus Batasan Usia Kerja: Kami Tidak Ingin Ada Diskriminasi!
Detik-detik Ribuan Napi Kuasai Lapas di Sumsel, Sempat Sandera Ustadz Abdul Somad