PARADAPOS.COM - Wacana penggantian nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al-Ihsan di Jawa Barat menjadi “Welas Asih” menuai penolakan keras dari berbagai pihak, termasuk Ustaz Alfian Tanjung.
Melalui akun YouTube-nya pada Rabu (2/7/2025), Ustaz Alfian Tanjung menyatakan bahwa perubahan nama ini adalah bagian dari “permainan deislamisasi” dan “permainan kelompok nativisasi.”
Menurut Ustaz Alfian, istilah “Ihsan” adalah terminologi Islam yang sangat sakral, bersama dengan “Iman” dan “Takwa.”
Ia menjelaskan bahwa “Ihsan” berarti berbuat baik, sempurna, atau melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, merujuk pada kesadaran tinggi seorang Muslim bahwa Allah senantiasa mengawasi.
“Ihsan itu adalah sebuah kearifan lokal yang telah menyatu dalam masyarakat Tatar Sunda,” ujar Ustaz Alfian.
Ia bahkan menyebut perubahan nama ini sebagai “bentuk perang melawan Allah.”
Ustaz Alfian Tanjung mendesak DPRD, seluruh ulama, pimpinan pondok pesantren, dan masyarakat Tatar Sunda untuk menolak perubahan nama tersebut.
Ia mempertanyakan apakah penggantian nama itu sudah melalui proses musyawarah.
“Jangan seperti kita tahu-tahu keluar Kepres 1 Juni Hari Pancasila dan ternyata tidak pernah ada pembahasan,” katanya, mengkritik “pola-pola aksi sepihak” dan “semau gue” yang dinilai sebagai tanda-tanda “tiranik yang harus dilawan.”
Ia juga memperingatkan bahwa hal ini adalah “persoalan akidah.”
Meskipun mengakui bahwa “Welas Asih” (kasih sayang) adalah istilah yang baik dan merupakan bagian dari hablum minannas (hubungan antarmanusia), Ustaz Alfian menegaskan bahwa “Welas Asih tidak ada wilayah transendensi ilahiyat.”
Seruan Peningkatan Pelayanan dan Peringatan Bahaya Sekularisme
Ustaz Alfian mengimbau para pemimpin daerah di seluruh Indonesia untuk tidak “mentang-mentang” kekuasaan.
Ia juga menyerukan kepada para ulama Jawa Barat untuk menegaskan bahwa Al-Ihsan mengandung kearifan lokal dan hidayah Allah.
Alih-alih mengganti nama, Ustaz Alfian menyarankan agar fokus dialihkan pada peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit.
“Jangan gonta-ganti nama. Udah cakep Al-Ihsan apalagi berubahnya? Coba dibuat yang berubah itu bukan penamaan. Namanya sudah bagus. Kenapa ganti nama?” tanyanya.
Ia menekankan pentingnya pelayanan yang ramah, efisien, dan tanpa mempersulit pasien, terutama bagi masyarakat miskin.
“Pastikan di rumah sakit se-Jawa Barat kalau ada orang berobat enggak boleh dibikin susah,” tegasnya.
Ustaz Alfian juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa ini bisa menjadi “test of water” atau uji coba respons masyarakat.
Ia mengkhawatirkan adanya target lain di masa depan, seperti penggantian nama Masjid Al-Jabar atau perubahan cara azan.
“Orang sekuler ini kan step by step-nya jago dan selalu punya alasan yang seolah logis,” ujarnya.
Dalam penutupnya, Ustaz Alfian Tanjung dengan tegas menyatakan, “Mengganti Al-Ihsan dengan Welas Asih merupakan bentuk konfrontasi tauhid yang menurut saya harus ditolak.”
Ia juga menyiratkan perbandingan tindakan ini dengan tokoh-tokoh historis seperti Firaun, Namrud, dan Mustafa Kemal Ataturk yang seenaknya mengganti simbol-simbol.
Analisis Hukum Ahli Pertama RSUD Al-Ihsan Zidney Fahmidyan mengungkapkan alasan perubahan nama rumah sakit—karena selama ini RSUD Al-Ihsan dikenal secara branding keislamannya.
Oleh karena itu, Pemprov Jabar ingin memunculkan kearifan budaya Sunda melalui istilah Welas Asih.
Welas Asih memiliki arti belas kasih atau kasih sayang mendalam terhadap orang lain.
Zidney mengatakan, istilah ini juga diambil dari dua nama Allah dalam Asmaul Husna, yakni Ar-Rahman dan Ar-Rahim.
Menurut informasi yang beredar, pergantian nama itu sesuai dengan keputusan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang diteken pada tanggal 19 Juni 2025 lalu.
👇👇
Sumber: JakartaSatu
Artikel Terkait
Link Video Viral Selebgram Chasandra Thenu Dengan Pak Polisi Masih Diburu Netizen
Sosok Menteri Majid yang Kawal Ketat Prabowo di Arab Saudi
Eks Wakapolri Komjen Oegroseno Polisikan Sekjen KOI Wijaya Mithuna, Ada Apa?
Mahasiswa UGM Bikin Heboh, Bawa DJ Set untuk Iringi Senam Lansia Saat KKN