Penindakan dugaan tindak pidana korupsi pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh dianggap sebagai hal yang mudah bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Koordinator Simpul Aktivis Angkatan 98 (Siaga 98), Hasanuddin, pengalaman KPK dalam menangani kasus korupsi proyek infrastruktur publik menjadi dasar keyakinan ini. Ia menyatakan dukungan penuh terhadap langkah KPK yang telah memulai penyelidikan.
Hasanuddin menjelaskan bahwa langkah awal yang dapat dilakukan KPK adalah meminta semua dokumen terkait proyek, termasuk kontrak kerja sama Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Siaga 98 juga menyarankan kepada mantan Presiden Joko Widodo untuk tidak bersikap reaktif. Menurut mereka, pernyataan reaktif justru dapat menimbulkan kecurigaan adanya keterlibatan hingga level teknis proyek.
Artikel Terkait
Industri Anime Jepang Catat Rekor Pendapatan Rp414 Triliun di 2024, Tembus Pasar Global
Persija Jakarta 3 Kemenangan Beruntun, Rizky Ridho: Jangan Puas!
Penikaman Massal di Kereta Inggris: 10 Korban, Bukan Terorisme
Banjir Semarang Surut, 13 Kelurahan di Genuk Masih Terendam