Bukan Netanyahu! Inilah Sosok Dalang Perang, Kendalikan Israel dari Balik Tirai

- Sabtu, 21 Juni 2025 | 13:55 WIB
Bukan Netanyahu! Inilah Sosok Dalang Perang, Kendalikan Israel dari Balik Tirai




PARADAPOS.COM - Setiap kebijakan kontroversial, eskalasi militer, dan di balik setiap skandal yang melilit rezim Benjamin Netanyahu, satu nama selalu berbisik di koridor kekuasaan Israel: Sara Netanyahu.


Ia bukan sekadar Ibu Negara yang mendampingi suami.


Bagi banyak pihak, dari politisi veteran hingga analis, Sara adalah kekuatan sejati.


Bahkan, banyak analis yang menilai Sara adalah sang dalang yang memegang tali kendali perdana menteri dan, pada akhirnya, nasib negara.


Lahir dari keluarga terpelajar dan berprofesi sebagai psikolog, citra publik Sara Netanyahu seringkali kontras dengan reputasinya di belakang layar.


Di panggung, ia adalah istri setia bagi Benjamin Netanyahu.


'PM Israel' Sesungguhnya


Namun, kesaksian-kesaksian dari lingkar dalam kekuasaan melukiskan gambaran seorang wanita yang haus kontrol, paranoid, dan secara aktif mengintervensi urusan negara paling krusial—mulai dari penunjukan pejabat hingga strategi perang.


Sara Netanyahu. Banyak pihak, termasuk mantan pejabat tinggi, menudingnya sebagai kekuatan sejati di balik keputusan-keputusan krusial Israel, dari penunjukan pejabat hingga strategi perang.


Kesaksian dari Petinggi: Ya, Dia Memang Intervensi


Tuduhan ini bukan sekadar gosip, tapi diungkap oleh Avigdor Liberman, politisi kawakan yang pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal di kantor Netanyahu dan menteri pertahanan.


Acigdor memberikan kesaksian gamblang di bawah sumpah pada Januari 2024.


Kesaksiannya mengonfirmasi apa yang selama ini menjadi rahasia umum.


“Secara umum, apakah Sara Netanyahu bertindak dan campur tangan dalam penunjukan? Ya, memang,” kata Liberman di pengadilan.


“Apakah ada intervensi aktif oleh Sara Netanyahu dalam penunjukan? Ya, tentu saja.”


Liberman bahkan menceritakan betapa dalamnya pengaruh, Sara hingga ke hal-hal paling sepele namun menunjukkan kontrol absolutnya.


“Kami mendapat panggilan telepon langsung untuk memindahkan beberapa sekretaris dalam pemilihan pendahuluan Likud yang tidak disukainya [Sara],” ungkapnya.


Pengaruh ini, menurut Liberman, sangat terasa dalam perilaku Netanyahu.


“Netanyahu sangat memperhatikan Sara. Ketika saya mendengarnya berteriak di telepon, saya tahu Sara berdiri di sampingnya,” tambah mantan menteri itu.


Akibat Diselingkuhi Benjamin


Dari mana kekuatan sebesar ini berasal?


Banyak yang menunjuk pada satu momen kelam di tahun 1993, ketika Benjamin Netanyahu secara publik mengakui perselingkuhannya.


Beredar rumor kuat tentang sebuah "perjanjian rahasia" yang dibuat setelah insiden itu.


Diduga, isi perjanjian rahasia itu ialah Benjamin memberikan Sara hak veto atas keputusan-keputusan suaminya, termasuk penunjukan pejabat keamanan senior, sebagai ganti atas kesetiaannya.


Meskipun Liberman mengaku tidak mengetahui detail perjanjian itu, ia mengonfirmasi bahwa intervensi Sara sudah ada bahkan sebelum skandal perselingkuhan terjadi.


Namun, insiden "rekaman panas" itu diyakini telah mengukuhkan posisinya, memberinya senjata ampuh untuk mengendalikan karier politik suaminya.


Dari Dapur Istana Hingga Kabinet Perang


Kontrol Sara tidak berhenti di urusan personal atau penunjukan staf. Ia dituding terlibat langsung dalam kebijakan perang.


Baru-baru ini, Sara dilaporkan mengkritik keras Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel (IDF), dengan dalih sang jenderal "memprioritaskan pengembalian sandera daripada mengalahkan Hamas."


Berita dari Channel 12 melaporkan bahwa Sara menentang keras penunjukan Kepala Staf saat ini.


Dia juga secara aktif melobi kandidat lain yang lebih sesuai dengan pandangan garis kerasnya.


Ini adalah bukti paling mengerikan bagaimana preferensi personalnya bisa membentuk strategi militer sebuah negara nuklir.


Paranoia "Deep State" dan Rentetan Skandal


Seperti halnya politisi populis lainnya, ketika terpojok oleh skandal—seperti kasus penyalahgunaan dana negara untuk memesan makanan mewah senilai hampir USD100.000—Sara dan keluarganya mengadopsi narasi konspirasi.


Ia berulang kali menuding adanya "negara gelap" atau "deep state" di Israel yang berkomplot untuk menjatuhkan suaminya, sebuah retorika yang ia samakan dengan nasib Donald Trump di AS.


"Orang-orang ini menyalahgunakan sistem peradilan untuk mencoba menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis," klaimnya, seraya menuduh "elit sayap kiri radikal" sebagai dalangnya.


Dengan jejak intervensi yang panjang, dari memveto duta besar PBB hingga membentuk kabinet perang, serta riwayat skandal dan retorika konspirasi, sosok Sara Netanyahu muncul sebagai salah satu figur paling berpengaruh sekaligus berbahaya di Israel.


Ia bukan lagi sekadar istri perdana menteri; ia adalah pemain sentral dalam drama politik rezim Zionis yang penuh intrik dan pertumpahan darah.


Sumber: Suara

Komentar