Dua anak tewas dalam peristiwa penembakan di sekolah Katolik di Minneapolis, Amerika Serikat (AS), Rabu, 27 Agustus 2025 waktu setempat.
Insiden terjadi saat para siswa sedang mengikuti misa di gereja sekolah.
Menurut keterangan polisi, pelaku berpakaian hitam melepaskan tembakan dari jendela ke arah siswa yang duduk di bangku gereja. Setelah itu, pelaku masuk ke dalam dan tiba-tiba menembak dirinya sendiri.
“Dua siswa, berusia 8 dan 10 tahun, dinyatakan meninggal di tempat kejadian,” kata petugas, dikutip dari Reuters, Kamis, 28 Agustus 2025.
Sebanyak 17 orang lainnya dilaporkan terluka.
Kepala Kepolisian Minneapolis, Brian O’Hara, menyebut peristiwa ini sebagai tindakan kekerasan yang disengaja terhadap anak-anak dan jemaat.
“Penembakan di gereja saat anak-anak yang sedang misa, adalah kekejaman dan kepengecutan. Ini benar-benar tidak dapat dipahami,” ujarnya.
Pelaku diidentifikasi sebagai Robin Westman, 23 tahun. Catatan pengadilan menunjukkan bahwa Westman sebelumnya bernama Robert dan mengubah namanya pada 2020 karena mengidentifikasi diri sebagai perempuan.
Wali Kota Minneapolis, Jacob Frey, meminta publik untuk tidak menggunakan insiden ini sebagai alasan menyerang komunitas tertentu, termasuk transgender.
“Siapa pun yang memanfaatkan tragedi ini untuk menjelek-jelekkan komunitas transgender atau kelompok lain telah kehilangan rasa kemanusiaannya,” tegas Frey.
Sekolah Katolik Annunciation, tempat tragedi terjadi, merupakan sekolah dasar swasta dengan sekitar 395 murid. Menurut Database Penembakan Sekolah K-12, ini adalah penembakan sekolah ke-146 di AS sejak Januari 2025.
Serangan itu merupakan penembakan mematikan keempat di kota dalam waktu berdekatan. Rangkaian penembakan massal yang terus berulang memicu desakan untuk memperketat undang-undang senjata api dan memperkuat sistem keamanan sekolah.
Sumber: rmol
Foto: Wali Kota Minneapolis, Jacob Frey (Foto: Reuters)
Artikel Terkait
ICW Laporkan Korupsi Pengurangan Porsi Makanan Haji Rp 255 M, Serahkan 3 Nama Terduga Pelaku
VIRAL Aksi Penghapusan Mural One Piece di Sragen, TNI Klaim Sukarela Tapi Kok Dikawal dan Diawasi?
Pengibar Bendera One Piece Diburu Aparat, Soleh Solihun: Kalau Bendera Ormas sama Parpol Boleh
Fantastis! Dilaporkan Tom Lembong, Lonjakan Harta Kekayaan Hakim Dennie Arsan Fatrika Jadi Sorotan