PARADAPOS.COM - Aksi penghapusan mural bertema One Piece di Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, viral di media sosial.
Mural One Piece yang dibuat karang taruna di Desa Jurangjero di perempatan jalan tersebut terlihat digambar dengan ukuran yang cukup besar.
Namun, bagian detail gambar di tengahnya kini telah itu ditutup dengan cat putih.
Bagaimana kronologi penghapusan mural One Piece di Sragen dan bagaimana klarifikasi dari kedua pihak?
Mural bajak laut dari serial One Piece yang digambar para pemuda karang taruna di Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen diminta untuk dihapus.
Ketua Karang Taruna setempat, Supriyanto, mengatakan, mural tersebut baru digambar para pemuda setelah warga melaksanakan kerja bakti untuk menyambut HUT ke-80 RI pada Sabtu (2/8/2025) malam.
Supriyanto menyebutkan, mural tersebut dibuat bukan karena tujuan tertentu, melainkan hanya sebagai bentuk ekspresi para pemuda menyukai anime One Piece.
"Tidak ada niat apa-apa, karena mereka suka nonton film itu (One Piece), itu ekspresi memeriahkan HUT ke-80 RI," kata Supriyanto, Senin (4/8/2025).
Minggu (3/8/2025), saat sedang tidur, Supriyanto didatangi aparat keamanan dan memintanya untuk menghapus gambar tersebut.
"Pihak berwajib bilangnya sebenarnya tidak apa-apa, cuma untuk saat ini, One Piece lagi viral, lalu diminta menghapus," jelasnya.
Setelah itu, mural dihapus menggunakan cat putih sisa malam sebelumnya dan Supriyanto yang menghapus mural tersebut.
Penghapusan mural One Piece tersebut kemudian disayangkan para pembuatnya.
"Banyak yang menyayangkan, kami juga tidak ada motif," kata Supriyanto.
Ia juga menyayangkan bahwa ekspresi seni dihubungkan dengan isu bendera One Piece yang tengah ramai dibicarakan jelang HUT ke-80 RI.
"Ini dari animasi One Piece, bukan karena yang lagi viral, kita naruhnya di jalan, bukan dikibarkan, hanya ada satu lokasi yang digambar di perempatan," tambahnya.
Penyaluran Kreasi
Ketua RT setempat, Ranto, mengatakan aksi menggambar mural di badan jalan bukah hanya dilakukan tahun ini saja.
Aksi tersebut sudah dilakukan para pemuda setiap tahunnya sebagai bentuk penyaluran kreasi mereka dalam bidang seni.
"Ini kreasi anak muda, setiap tahun ada kegiatan seperti itu," kata Ranto.
"Saya tidak melarang, disini bebas untuk berkreasi, memang untuk menyalurkan kreasi, tidak ada unsur yang lain," lanjutnya.
Menurut Ranto, para pemuda kecewa atas penghapusan mural tersebut.
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA