PARADAPOS.COM - Mantan Panglima TNI Jenderal Purn Gatot Nurmantyo dikabarkan masuk dalam bursa calon Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam).
Gatot disebut-sebut akan menduduki jabatan yang ditinggalkan Budi Gunawan menyusul reshuffle yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.
Pengamat Politik dan Militer Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting menilai, masuknya nama Gatot Nurmantyo dalam bursa calon Menko Polkam merupakan hal yang sah-sah saja.
Apalagi, hubungan Prabowo dengan Gatot Nurmantyo selama ini tidak ada masalah.
Begitu pula hubungan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Gatot Nurmantyo juga enggak ada masalah.
“Jadi sah-sah saja kalau nama Gatot masuk dalam nominasi Menko Polkam pengganti Budi Gunawan,” ujarnya, Sabtu (13/9/2025).
Hanya saja, kata dia, hubungan Gatot Nurmantyo dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) bermasalah.
Sebab karena Gatot Nurmantyo dicopot sebelum waktu pensiunnya tiba.
”Apalagi kemudian kalau melihat pomeo politik, musuhmu adalah kawan ku, maka Gatot berseberangan dengan Jokowi dan bagi Prabowo ya menguntungkan. Tapi untuk menjadi Menko Polkam tidak ya,” katanya.
Dia memprediksi, Prabowo kemungkinan akan memilih lingkaran terdekatnya untuk menduduki jabatan Menko Polkam, sementara Gatot Nurmantyo bukan bagian dari timnya pada saat Pilpres 2024.
Posisi Gatot Nurmantyo tidak menunjukkan keberpihakannya pada siapa pun.
Walaupun ada kecenderungan ke Anies Baswedan.
“Saya kira Prabowo tidak akan menjadikan Gatot Nurmantyo sebagai Menko Polkam apalagi Gatot dianggap tidak berkeringat. Prabowo sempat megnatakan, kalau bisa orang yang berkeringat masuk di dalamnya. Kalau Gatot bukan timnya ya tentu kecil kemungkinan dia akan menjadi Menko Polkam,” tegasnya.
Apalagi masih ada lingkaran dalam yang mendukung Prabowo dengan latar belakang militer seperti mantan KSAD Jenderal TNI Purnawirawan Dudung Abdurachman, Jenderal TNI (HOR) Agus Sutomo, dan Letjen TNI Purn Lodewijk Freidrich Paulus.
“Jadi kemungkinan lingkaran itu atau mereka yang punya hubungan baik dengan menteri paling dipercaya Prabowo yakni Sjafrie Sjamsoeddin. Saya kira Prabowo akan berkomunikasi juga dengan Sjafrie Sjamsoeddin untuk mencari figur yang pas, apalagi dalam kondisi seperti sekarang,” katanya.
“Menurut saya setidaknya dalam 2 bulan ini akan tetap dipegang oleh Sjafrie atau akan terus dirangkap. Hal ini karena melihat Prabowo sedang melakukan konsolidasi politik dan bagian dari politik keamanan ke depan,” ucapnya.
Meski begitu, Prabowo juga berpeluang mengambil pewira tinggi senior bintang empat TNI yang masih aktif seperti Jenderal TNI Agus Subiyanto, Laksamana TNI Muhammad Ali, atau Laksamana TNI Purnawirawan Marsetio.
“Kita lihat saja nanti apa keputusan dari Prabowo terhadap nama-nama potensial yang kemungkinan berasal dari lingkaran terdekat,” tandasnya.
Tiga Alasan Gatot Nurmantyo Cocok Jadi Menko Polkam Pengganti Budi Gunawan
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai Gatot layak mengisi kursi Menko Polkam menggantikan Budi Gunawan.
Ada tiga alasan utama yang disebutnya.
Pertama, hubungan Gatot dengan Presiden Prabowo dinilai harmonis sejak lama.
Menurut Jamiluddin, tidak pernah terdengar perseteruan antara keduanya di ruang publik.
Bahkan, Prabowo pernah menyebut nama Gatot sebagai sosok yang siap mendukungnya pada Pilpres 2019, dan Gatot ikut hadir dalam kampanye akbar di Surabaya.
“Dua tokoh tersebut saling percaya. Kiranya saling percaya itu masih berlangsung hingga saat ini,” ujar Jamiluddin.
Kedua, rekam jejak Gatot selama menjabat Panglima TNI dinilai berhasil, dengan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap TNI.
Ia juga menerima berbagai penghargaan baik dalam negeri maupun luar negeri dari Amerika Serikat, Brunei Darussalam, Singapura, hingga Malaysia.
“Kepemimpinan Gatot sangat diterima di dalam dan luar negeri,” jelasnya.
Ketiga, kedekatan Gatot dengan berbagai kalangan, termasuk umat Islam dan ormas keagamaan lain, dinilai akan memperkuat stabilitas sosial politik.
“Hal ini membuat Gatot relatif diterima berbagai agama di Tanah Air,” imbuh Jamiluddin.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, juga mengakui kapasitas Gatot sebagai calon Menko Polkam.
Ia menilai pengalaman Gatot sebagai Panglima TNI dan tokoh militer berpengaruh menjadi modal penting.
Namun, Dedi menilai ada tantangan politik tersendiri, mengingat Gatot kerap berseberangan dengan kepentingan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Secara umum Gatot layak. Setiap tokoh yang masuk kabinet selalu punya dua kepentingan, politik dan kebangsaan. Gatot bisa jadi lebih berkapasitas dibandingkan tokoh militer populer lain seperti Moeldoko atau Dudung,” kata Dedi.
Hingga kini, Presiden Prabowo belum mengumumkan secara resmi sosok yang akan ditunjuk sebagai Menko Polkam definitif.
Namun, nama Gatot Nurmantyo dipandang memiliki peluang besar untuk dipilih.
Sumber: SindoNews
Artikel Terkait
ICW Laporkan Korupsi Pengurangan Porsi Makanan Haji Rp 255 M, Serahkan 3 Nama Terduga Pelaku
VIRAL Aksi Penghapusan Mural One Piece di Sragen, TNI Klaim Sukarela Tapi Kok Dikawal dan Diawasi?
Pengibar Bendera One Piece Diburu Aparat, Soleh Solihun: Kalau Bendera Ormas sama Parpol Boleh
Fantastis! Dilaporkan Tom Lembong, Lonjakan Harta Kekayaan Hakim Dennie Arsan Fatrika Jadi Sorotan