Kita membangun rumah sakit, tapi tidak membangun sistemnya. Kita membangun gedung, tapi tidak membangun rasa kemanusiaannya.
Lalu sistem pertanian—dulu, Belanda menjadikan Indonesia lumbung rempah-rempah dunia.
Mereka memang mengeruk hasil bumi kita, tapi mereka juga membangun sistem irigasi, mengenalkan kebun-kebun modern, dan melakukan riset pertanian.
Sekarang? Kita mengimpor beras, garam, dan jagung. Petani miskin, dan ketahanan pangan hanya tinggal wacana dalam pidato-pidato elite.
Sistem transportasi, pemerintahan, bahkan pos dan logistik pun pada zaman Belanda sudah berjejak.
Dari jalur kereta api, pos pengiriman, hingga tata kota seperti Batavia dan Bandung yang dirancang dengan detail, semua itu warisan yang meski bercokol dari niat kolonial, tetap menjadi infrastruktur yang bisa dikembangkan.
Sementara Jokowi? Hanya ada betonisasi dan megaproyek yang tidak berpijak pada keseimbangan ekologi dan kebutuhan riil rakyat. Jalan tol membentang, tapi ekonomi rakyat tak ikut menanjak.
Lalu apa yang diwariskan Jokowi?
Nepotisme. Politik dinasti. Pelemahan KPK. Pelecehan konstitusi. Pelemahan demokrasi.
Utang luar negeri yang membengkak. Proyek Ibu Kota baru yang belum jelas kemanfaatannya, namun sudah menguras triliunan dari APBN.
Tidak ada satu pun dari itu yang bisa dijadikan acuan anak bangsa.
Tak ada nilai yang patut dicontoh, tak ada sistem yang layak dijaga, tak ada keberhasilan yang bisa dijadikan landasan masa depan.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa belajar dari sejarah. Tapi hari ini, kita malah mengingkari sejarah.
Kita memusuhi masa lalu, tanpa sadar bahwa dari penjajahan pun kita pernah mendapat pelajaran.
Ironisnya, dari pemerintahan anak bangsa sendiri, kita justru mewarisi kehancuran nilai.
Jika Belanda datang membawa peradaban sambil menjajah, maka Jokowi telah memimpin tanpa menyisakan arah.
Ia mungkin telah membangun ribuan kilometer jalan, tapi gagal membangun satu jalan: jalan peradaban.
Dan itulah tragedi kita hari ini—bukan karena dijajah, tapi karena kehilangan arah di bawah pemimpin yang katanya merdeka. ***
Sumber: FusilatNews
Artikel Terkait
Jokowi Absen di Kongres III Projo: Kekecewaan Relawan dan Sinyal Perubahan Arah
Oknum Polisi Tega Bunuh Dosen Cantik di Jambi, Motif Cemburu Buta Terungkap
Budi Arie Setiadi Ungkap Rencana Ganti Logo Projo ke Jokowi, Ini Alasannya
Prabowo Subianto Peringkat 15 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia 2026, Ini Daftar Lengkapnya