Ini adalah kejanggalan fisik yang paling nyata dan paling sulit dijelaskan.
Dalam kasus yang semua buktinya diklaim mengarah pada tindakan "seorang diri", bagaimana mungkin ponsel pribadi korban bisa lenyap?
Ponsel adalah saksi digital paling krusial yang bisa berisi chat, riwayat lokasi, dan riwayat browser terakhir—sebuah 'kotak hitam' yang merekam detik-detik terakhirnya.
Ketiadaannya adalah anomali yang belum terpecahkan dan menjadi bahan bakar utama bagi keraguan keluarga bahwa ada pihak lain yang mungkin terlibat untuk menghilangkan jejak.
4. Lakban yang Tak Lazim
Meskipun polisi memastikan sidik jari di lakban hanya milik korban, metode kematian itu sendiri terasa tak lazim dan memunculkan pertanyaan bagi keluarga.
Penggunaan lakban untuk bunuh diri adalah metode yang sangat rumit dan jarang terjadi.
Kejanggalan metode ini, ditambah dengan tiga poin keraguan lainnya, membuat keluarga semakin yakin bahwa ada cerita lain yang belum terungkap di balik pintu kamar kos nomor 105 tersebut.
5. Beban Kerja Tinggi
Menurut Meta, beban kerja adalah konsekuensi logis dari setiap profesi, dan Arya tidak pernah menunjukkannya secara berlebihan.
"Nah terkait dengan beban kerja, perlu kami sampaikan juga bahwa namanya orang bekerja itu pasti ada beban. Dan kan pasti ada juga berbagai macam halnya," tuturnya. "Hanya saja sepemahaman dan sepengamatan kami terhadap Daru itu sampai sejauh ini tidak pernah menceritakan beban-beban berat yang ada, kurang lebih seperti itu," imbuhnya.
Citra yang dibangun keluarga adalah sosok Arya yang memiliki support system yang kuat, terutama dari sang istri.
Hubungan keduanya digambarkan sangat sehat, terbuka, dan suportif dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.
"Memang segala sesuatu itu didiskusikan, dikomunikasikan antara suami dan istri ini dengan cukup baik," ucapnya.
Siapa Vara dan Dion, Sosok Misterius yang Temani Arya Daru Sebelum Tewas?
Dua nama muncul dalam rekaman CCTV yang merekam aktivitas terakhir diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (39), sebelum ditemukan meninggal dunia.
Mereka adalah seorang perempuan bernama Vara dan seorang pria bernama Dion.
Keduanya terekam bersama Arya saat berada di Mal Grand Indonesia beberapa hari sebelum kematiannya.
Berdasarkan paparan penyelidikan yang ditunjukkan oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Arya terlihat masuk ke gerai H&M di Grand Indonesia bersama Vara dan Dion.
“Sesuai keterangan saksi dan bukti CCTV, Arya masuk mal bersama mereka,” ujar Kombes Wira Satya Triputra saat konferensi pers di Jakarta, Selasa 29 Juli 2025.
Namun hingga kini, hubungan antara Arya dengan dua sosok tersebut masih menjadi teka-teki.
Wira mengonfirmasi bahwa Vara telah dimintai keterangan oleh penyidik, sementara status Dion belum diungkap lebih lanjut.
“Identitas dan hubungan pribadi mereka tidak bisa kami buka, demi menghormati privasi,” ujarnya singkat.
Setelah berbelanja, Arya sempat memesan taksi online.
Awalnya ia hendak pulang ke kos, namun di tengah jalan mengubah arah menuju Gedung Kemlu.
Di sana, CCTV menunjukkan Arya naik ke rooftop dan mencoba memanjat pagar gedung, menandakan kondisi psikis yang tidak stabil.
Selain dari rekaman aktivitas, penyelidik menemukan sejumlah barang bukti mencolok saat olah TKP.
Lakban kuning, alat kontrasepsi, dan pelumas ditemukan di lokasi kematian, memperkuat spekulasi soal kondisi mental dan motif di balik peristiwa ini.
Sumber: Sawitku
Artikel Terkait
Modus Baru Pencurian Motor di Sekolah: Pura-pura Tanya Guru di SDN Lebak
Gus Ipul Gelar Doa Bersama Pemulung Bantargebang, Ajak Kenang Pahlawan Bangsa & Keluarga
Bandar Narkoba Muara Enim Diciduk, 97 Gram Sabu dan 150 Pil Ekstasi Diamankan Polisi
BMKG dan BNPB Modifikasi Cuaca Cegah Banjir Jakarta, Jabar, Jateng