Pesawat Tempurnya Hilang di Pakistan, Militer India Malu Mengakui?

- Rabu, 14 Mei 2025 | 15:55 WIB
Pesawat Tempurnya Hilang di Pakistan, Militer India Malu Mengakui?


PARADAPOS.COM -
Langit Kashmir kembali menyimpan rahasia. Di garis perbatasan yang tak pernah benar-benar tenang, suara raungan mesin jet berubah jadi sunyi yang mencemaskan—sunyi dari puing yang jatuh, dari radar yang kehilangan jejak, dan dari pernyataan yang tertahan.

Di tengah konflik memanas antara India dan Pakistan, sebuah pernyataan tertunda dari Marsekal Udara India AK Bharti jadi sorotan.

Dalam konferensi pers, ia tak menjawab tegas soal hilangnya pesawat tempur Rafale yang diduga jatuh. Pertanyaan tajam dari media dibalas dengan kehati-hatian: “Kami tidak ingin memberikan keuntungan kepada musuh.”

India klaim semua pilotnya kembali ke rumah


Media China, Global Times, menyoroti pengakuan samar ini dalam laporannya: “Perwira Angkatan Udara India menanggapi hilangnya pesawat, menahan diri untuk tidak mengungkapkan rincian.”

Sementara itu, India Today melaporkan bahwa sang perwira memastikan satu hal: “Semua pilot kami kembali ke rumah.”

Namun, atmosfer di balik pernyataan itu tak tenang. Pakistan, dilaporkan New York Times dan Reuters, mengklaim telah menjatuhkan lima pesawat India, termasuk tiga Rafale, satu MIG-29, satu Su-30, dan satu drone Heron.

Sumber intelijen Amerika, dikutip Reuters, meyakini bahwa pesawat J-10 buatan China digunakan Pakistan untuk menyerang, menembakkan rudal udara-ke-udara yang “kemungkinan besar berhasil mengenai target.”

China serukan de-eskalasi


Meski belum ada verifikasi independen dari kedua belah pihak, narasi yang berkembang telah membentuk persepsi publik di kawasan dan menarik perhatian negara besar lainnya.

Di tengah gejolak ini, Tiongkok tidak tinggal diam. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menyampaikan bahwa Menteri Luar Negeri Wang Yi telah menghubungi India dan Pakistan secara terpisah, menyerukan de-eskalasi.

"Tiongkok menyambut baik dan mendukung gencatan senjata ini," ujar Lin, seraya menegaskan bahwa China siap memainkan peran konstruktif menjaga stabilitas regional.

Dengan kata lain, selain rudal dan jet, kini kata-kata juga menjadi senjata.***

Komentar