PARADAPOS.COM - Serangan udara Israel ke Iran, Jumat (13/6/2025) ini membuat dua ilmuwan nuklir top Iran, Fereydoon Abbasi-Davani dan Mohammad Mehdi Tehranchi tewas. Keduanya dikenal luas sebagai tokoh penting dalam pengembangan program nuklir dan teknologi pertahanan Iran.
Televisi pemerintah Iran mengonfirmasi kabar duka tersebut dan menyebut serangan dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), memang menargetkan sejumlah tokoh senior militer dan ilmuwan kunci di sektor nuklir Iran.
Selain menewaskan dua ilmuwan nuklir top Iran, serangan tersebut juga menewaskan Jenderal Hossein Salami, Kepala Garda Revolusioner Iran.
"Serangan ini menambah ketegangan yang sudah memanas antara kedua negara, terutama di tengah isu pengembangan senjata nuklir Iran. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa serangan tersebut menyasar situs-situs militer dan program nuklir Iran," lapor AP hari ini.
Diketahui, Fereydoon Abbasi-Davani bukan nama asing di dunia nuklir Iran. Ilmuwan nuklir top Iran ini telah lama menjadi arsitek utama dalam proyek pengembangan senjata dan pengayaan uranium.
Lahir di Abadan pada 8 September 1958, Abbasi bergabung dengan Garda Revolusi Iran (IRGC) setelah jatuhnya rezim Shah. Ia ikut serta dalam Perang Iran-Irak dan kemudian menjabat sebagai kepala pusat riset IRGC yang fokus pada teknologi nuklir dan misil.
Setelah menyelesaikan studi doktoral di bidang fisika nuklir, Abbasi menjadi pengajar di Universitas Imam Hossein, yang terafiliasi dengan IRGC. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Organisasi Energi Atom Iran dan anggota parlemen, serta masuk dalam daftar sanksi Dewan Keamanan PBB atas keterlibatannya dalam program nuklir militer.
Abbasi dikenal sangat aktif dalam pengembangan teknologi laser untuk pengayaan uranium dan disebut-sebut sebagai pengawas dalam proyek Amad Plan, program rahasia Iran sebelum 2004 yang bertujuan mengembangkan senjata nuklir.
Sementara itu, ilmuwan nuklir top Iran lainnya, Mohammad Mehdi Tehranchi, juga memiliki rekam jejak panjang di dunia riset dan pendidikan tinggi. Ia adalah profesor fisika di Universitas Shahid Beheshti dan pernah menjabat sebagai Kepala Dewan Tinggi Sains, Riset, dan Teknologi Iran. Tehranchi juga menjabat sebagai Presiden Sementara Universitas Azad Islam, salah satu institusi pendidikan terbesar di Iran.
Dengan latar belakang akademik yang kuat, termasuk gelar doktor fisika teoretis dari Moscow Institute of Physics and Technology (MIPT), Tehranchi dikenal lewat sejumlah publikasi ilmiah di bidang magnetik, kristal fotonik, dan atom Rydberg. Ia juga pernah menjadi penasihat sains bagi berbagai lembaga strategis Iran, termasuk Dewan Penentu Kemanfaatan dan yayasan besar Astan Quds Razavi yang berada di bawah pengawasan langsung Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei.
Kematian dua ilmuwan nuklir top Iran ini diprediksi akan memperburuk hubungan antara Iran dan Israel yang sudah sangat tegang. Israel sendiri menyatakan bahwa serangan ini bertujuan untuk melemahkan infrastruktur nuklir Iran yang dianggap sebagai ancaman langsung.
Pihak Iran belum merilis tanggapan resmi atas tewasnya kedua tokoh penting ini, namun sejumlah analis memperkirakan bahwa respons militer bisa segera terjadi.
Dengan jatuhnya dua sosok sentral dalam program nuklir Iran, situasi geopolitik di kawasan Timur Tengah kini memasuki babak baru yang lebih genting. Dunia pun menanti bagaimana Iran akan merespons kehilangan para ilmuwan nuklir top Iran yang selama ini menjadi tulang punggung kekuatan teknologi dan pertahanannya.
Sumber: berita1
Artikel Terkait
Iran jadi yang Pertama Berhasil Tembak Jatuh Jet Siluman F-35, Israel Langsung Rugi Rp2 Triliun
Pesawat Netanyahu Cabut dari Israel Saat Rudal Iran Gempur Tel Aviv
Terungkap, Kehancuran di Israel Akibat Serangan Iran
Keajaiban Kursi Nomor 11A: Dua Orang Selamat dari Kecelakaan Berbeda, Air India 171 dan Thai Aiways TG261