HEBOH! Data Bocor, Amerika Disebut Dalang Demo Chaos Nepal

- Rabu, 17 September 2025 | 10:10 WIB
HEBOH! Data Bocor, Amerika Disebut Dalang Demo Chaos Nepal

PARADAPOS.COM - Demo Nepal yang berujung kerusuhan dan penggulingan parlemen disebut didalangi Amerika Serikat (AS).


Hal ini dimuat laman India, The Sunday Guardian.


Setidaknya ada tulisan yang dimuat laman itu. 


Tulisan pertama berjudul "Turmoil in Nepal revives suspicions of U.S. involvement".


"Catatan-catatan AS yang telah dideklasifikasi dan kesaksian sejarah yang dibaca oleh Sunday Guardian memperjelas bahwa Amerika Serikat telah berulang kali menggunakan Nepal sebagai panggung untuk pertempuran rahasianya, pertama melawan China selama Perang Dingin, kemudian di bawah 'perang melawan teror'," tulis laman itu, dikutip Rabu (17/9/2025).


"Jejak dokumen tidak dapat disangkal,"tambahnya.


Laman itu merujuk sebuah memorandum rahasia yang disiapkan untuk komite aksi rahasia Presiden Nixon pada Januari 1971. 


Ini merinci 'operasi-operasi Tibet' CIA, termasuk propaganda, intelijen, dan aktivitas paramiliter yang dijalankan dari India dan Nepal.


Dimuat juga bagaimana memo tersebut mengakui tim-tim radio Tibet yang dilatih CIA beroperasi di sepanjang perbatasan utara Nepal. 


Laman itu menyebut pasukan ini, yang dipersenjatai dan dibimbing oleh CIA sejak awal 1960-an, melancarkan serangan lintas batas ke Tibet yang dikuasai China.


"Program ini secara resmi didukung oleh Henry Kissinger dan pejabat tinggi Departemen Luar Negeri pada 31 Maret 1971," katanya.


Dokumen Pergantian Rezim


Dalam naskah lain The Sunday Guardian juga menulis bagaimana media itu mendapatkan dokumen internal yang membuktikan adanya rencana untuk melakukan pergantian rezim di negara Himalaya tersebut. 


Dikatakan bahwa ada detail yang dibagikan oleh seorang whistleblower tingkat tinggi yang memiliki akses ke informasi sensitif.


Ini terkait dana-dana yang disalurkan AS melalui sejumlah organisasi dan program-program di Nepal. 


Bahkan angkanya hingga US$ 900 juta (sekitar Rp 14 triliun).

Halaman:

Komentar