Maka jujur, perihal tuduhan terkait Jokowi ijazah palsu ini, sudah berpotensi merusak dunia pendidikan perguruan tinggi umumnya di tanah air, utamanya pada kementrian dibidang pendidikan.
Maka Ideal jika seluruh mahasiswa dan civitas akademik serta para dosen dan guru besar UGM lainnya yang masih memiliki penolakan dan kontra terhadap kejahatan yang dilakukan pengurus kampus UGM dapat bersuara lantang dan melakukan aksi besar besaran agar rektor mereka atau eks rektor Pratikno yang ditengarai terlibat ijazah Jokowi agar dipecat oleh Presiden lalu diusut dan diadiili sesuai ketentuan hukum yang berlaku termasuk para penyertanya (deelneming).
Kesimpulannya Jokowi dengan pola pencitraan (bergaya populis) dengan tingkat kecerdasan yang sederhana, ternyata harus diakui mampu merusak mentalitas dan moralitas para kaum intelektual tidak hanya kepada 'UGM', namun kepada petinggi TNI dan tentu saja karakter buruk Jokowi sudah banyak mengkontaminasi (sulit dihitung jumlahnya) moralitas para leglslator dan aparatur hukum di institusi Polri, Kejaksaan (eksekutif) dan para hakim (yudikatif).
Penutupnya, Andai kelak pihak UGM nekad alogia karena menyatakan, "Arsip penting terkait orisinalitas alumni Jokowi UGM hilang".
Maka sederhana dan logistik publik bertanya, "kenapa Jokowi menempelkan foto yang bukan dirinya (orang lain) tapi asli lulusan UGM.".
Lalu pertanyaan lanjutan versi revolusi mental, "apakah para civitas akademik pro kejahatan saat ini, imunitas sanksi hukum mirip aktor tak terduga Ijazah Palsu?
Atau kah mirip dengan pemeran utama dunia maya 'Bocah Tolol Fufu Fafa dan Sang Pamannya, serta mirip adik dan iparnya?'
***
Artikel Terkait
Modus Baru Pencurian Motor di Sekolah: Pura-pura Tanya Guru di SDN Lebak
Gus Ipul Gelar Doa Bersama Pemulung Bantargebang, Ajak Kenang Pahlawan Bangsa & Keluarga
Bandar Narkoba Muara Enim Diciduk, 97 Gram Sabu dan 150 Pil Ekstasi Diamankan Polisi
BMKG dan BNPB Modifikasi Cuaca Cegah Banjir Jakarta, Jabar, Jateng