Presiden menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap sistem perdagangan multilateral berbasis aturan dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai intinya. Menurutnya, semua pihak harus dapat bersaing di atas gelanggang yang setara.
Prabowo juga mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang menyingkirkan sebagian pihak hanya akan melahirkan ketimpangan dan potensi konflik. "Pertumbuhan yang menyingkirkan adalah pertumbuhan yang memecah belah. Perpecahan menciptakan ketidakstabilan," ujarnya.
Inklusivitas dan Pemberdayaan UMKM
Kepala Negara menekankan bahwa inklusivitas dan keberlanjutan harus menjadi pedoman bersama dalam pembangunan ekonomi global. Negara-negara APEC harus memastikan manfaat perdagangan dan investasi dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Di Indonesia, prinsip ini telah diwujudkan melalui program nasional yang memperkuat koperasi dan pelaku usaha kecil. "Kami memberdayakan UMKM, membangun ribuan koperasi, dan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil peran lebih besar dalam ekonomi," jelas Prabowo.
Solidaritas Global Melawan Kejahatan Lintas Negara
Presiden juga memperingatkan tentang tantangan lintas batas negara yang memerlukan solidaritas global, termasuk bahaya narkotika yang disebutnya sebagai ancaman terhadap stabilitas dan masa depan bangsa.
Prabowo menyerukan kerja sama multilateral untuk melawan kejahatan lintas negara seperti penyelundupan, pencucian uang, perdagangan manusia, dan narkoba yang merusak fondasi ekonomi dunia. "Kita harus bekerja sama secara multilateral. Kita tidak bisa mengatasi bahaya ini sendirian," tegasnya.
Artikel Terkait
Pengumuman Pahlawan Nasional 2025: Gus Ipul Bocorkan Jadwal, Keputusan Akhir di Tangan Prabowo
Proyek JSDP Zona 1 Capai 42%, Transformasi Sistem Air Limbah Jakarta
ADMM-Plus 2025: Hasil, Isu Dibahas, dan Peran Indonesia
Hasil Liga Italia: Debut Manis Spalletti Bawa Juventus Menang, Napoli Ditahan Como