Bursa Saham Asia Dibuka Bervariasi, Fokus pada Data PMI China dan RBA
Pasar saham Asia dibuka dengan kinerja beragam pada perdagangan Senin, 3 November 2025. Sentimen investor secara khusus terarah pada rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur China serta keputusan suku bunga dari Reserve Bank of Australia (RBA).
PMI Manufaktur China Menyusut ke Level Terendah
Biro Statistik Nasional China melaporkan aktivitas manufaktur pada Oktober 2025 terkontraksi. Indeks PMI resmi tercatat di level 49,0, menyentuh titik terendah dalam periode enam bulan terakhir. Angka di bawah 50 ini mengindikasikan terjadinya penyusutan sektor manufaktur.
Prospek Suku Bunga Australia Diprediksi Tetap
Bank sentral Australia, RBA, memulai rapat kebijakan moneter dua hari pada hari ini. Mayoritas ekonom memproyeksikan RBA akan mempertahankan suku bunga acara pada level saat ini. Keputusan ini didorong oleh data inflasi kuartal III 2025 yang tercatat lebih tinggi dari perkiraan awal.
Performa Indeks Saham Asia Pagi Ini
Berikut ringkasan pergerakan indeks saham utama kawasan Asia pada pembukaan perdagangan:
- ASX 200 Australia: Dibuka turun 0,4% dan terkoreksi 0,38% ke level 8.848,50.
- Kospi Korea Selatan: Menguat 1,65% atau 67,71 poin ke posisi 4.175,21.
- Kosdaq Korea Selatan: Dibuka dengan kenaikan 0,51%.
- Pasar Jepang: Tutup pada hari ini bertepatan dengan hari libur nasional.
Proyeksi IHSG dan Pergerakan ETF Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi berpeluang menguat kembali ke zona hijau. Pada penutupan pekan sebelumnya, IHSG tercatat melemah 0,25% ke level 8.163. Sementara itu, harga ETF saham Indonesia, iShares MSCI Indonesia ETF (EIDO), di Bursa Saham New York tercatat turun tipis 0,08% ke $18,28.
Artikel Terkait
Inflasi Oktober 2025: Telur dan Daging Ayam Jadi Penyumbang Utama, Ini Penyebabnya
Menkeu Purbaya Bahas Perkembangan Ekonomi dan Anggaran dalam Rapat dengan DPD RI
BEI dan S&P Dow Jones Luncurkan 3 Indeks Baru: Solusi Investasi ESG, Syariah, dan Dividen
Update Harga Bahan Pokok Hari Ini 3 November 2025: Cabai & Minyak Goreng Naik, Beras Medium Ikut Melonjak