paradapos.com - Perusahaan batu bara yang berpusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini tidak dapat dipungkiri ikut terdampak dengan perginya mitra proyek besar asal Amerika Serikat, Air Products.
Sebelumnya, megaproyek gasifikasi batu bara DME menjadi harapan banyak pihak tidak hanya untuk negara dan masyarakat, melainkan juga untuk PT Bukit Asam Tbk, selaku pemasok bahan bakunya.
Namun apa mau dikata, mitra potensial yang awalnya bakal kucurkan dana hingga 2,1 miliar USD atau setara dengan Rp30 triliun dalam proyek ini pilih untuk mengundurkan diri.
Salah satu penyebabnya disebut-sebut karena belum adanya titik temu yang pas mengenai skema perjanjian yang bakal dilakukan antara PTBA dan Air Products.
Alhasil mencari investor baru berlisensi sebagaimana mitra sebelumnya menjadi satu-satunya cara untuk melanjutkan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) ini.
Sebagai informasi terlebih dahulu, megaproyek hilirisasi batu bara ini diketahui telah masuk ke dalam daftar PSN dalam Perpres Nomor 18 Tahun 2020.
Artikel Terkait
5 Rekomendasi Saham Ritel BEI 2025: Pilihan Terbaik untuk Untung Besar
Tembus Rp 2,68 Triliun! Laba TAPG (Triputra Agro) Melonjak 66% di 2025, Ini Pemicunya
Rencana Aksi Korporasi BRRC 2026 Terungkap, Saham Raja Roti Sempat Tembus Auto Reject!
Investasi Saham untuk Pemula 2024: Panduan Lengkap & Tips Aman Mulai dari Rp 10.000