Pesawat pesawat tempur Iran sekarang adalah sisa perang teluk, dengan tambahan pesawat tempur dari Rusia dan beberapa negara lain yang tidak memboikot Iran.
Secara keseluruhan, kekuatan udara Iran superior di tataran rudal dan misssil. Ini kelebihan Iran dan juga kelemahan Israel.
Jet tempur Israel walaupun memakai generasi ke 5 dan ke 6. Tapi Iran memiliki rudal air to air, land to air, surface to surface untuk mengahadapi ancaman ini.
Maka bisa dikatakan, superioritas udara Israel sangat terganggu dengan missil, balistik, dan sistem pertahanan udara Iran.
Sejauh ini, balistik dan hipersonik Iran terbukti gagal di bendung oleh Israel dan sekutunya, padahal Israel memakai sistem pertahanan udara yang paling canggih di dunia, seperti iron dome, arrow, iron beam, patriot, sampai THAAD milik AS, tapi secara kasat mata kita bisa melihat.
Semua jenis ini gagal mengahalau balistik Iran dan kota kota di Tel Aviv porak poranda tanpa ampun.
AS akan berpikir panjang untuk langsung masuk arena, ini karena akan sangat membahayakan bagi keamanan AS di seluruh kawasan timur tengah, Iran masih memiliki proxy yang sangat kuat di sekitar seluruh pangkalan militer AS di timteng. Dari Irak, Lebanon, Yaman, Qatar, sampai seluruh kawasan teluk.
Donald Trump masih berpikir bahwa perang ini harus dihentikan jika AS mau kepentingan nya jangka panjang bisa dijaga.
Karena jika AS masuk arena, perang akan tak terkendali. Dalam geopoltik, jika AS masuk membantu Israel, ini akan memberikan peluang great power yang lain seperti Rusia, China, untuk masuk membantu Iran.
Begitu juga akan membuka peluang negara Islam sahabat Iran seperti Pakistan untuk terlibat.
Secara pertimbangan geopoltik, seharusnya semua negara arab berdiri di belakang Iran.
Karena kalau Iran collapse dan jatuh, artinya semua rezim Arab secara resmi dibawah kaki Israel secara keseluruhan.
Nasibnya menunggu waktu dihabisi Israel satu persatu. Tapi justru sekarang banyak negara arab berdiri diam diam membantu Israel.
Itulah bodohnya arab, itulah konyolnya arab, dan itulah aib terbesar di timur tengah melebihi aib berdirinya negara Israel itu sendiri.
Arab Saudi, Qatar, dan banyak negara arab dalam laporan sebuah lembaga observasi Enemy Watch di teluk yang saya kutip dari telegram terpercaya, menguak fakta bahwa banyak negara arab membantu Israel mencegat rudal rudal Iran menuju Israel.
Jordania, Arab Saudi, Qatar dll memberikan bantuan informasi kepada Israel soal lalu lintas titik rudal rudal Iran.
Walaupun hal ini sudah lama menjadi rahasia umum, tapi ini adalah tetap aib besar bagi semua umat Islam terutama pendukung kemerdekaan Palestina.
Perang antara Iran dan Israel adalah perang dengan pertimbangan geopoltik murni, tidak ada tema Sunni Syiah disana sama sekali.
Kepentingan seluruh umat Islam bagaimana Israel lenyap dan binasa sebagai negara ilegal. Bukan membahas tema Sunni Syiah.
Yang masih sibuk dengan tema Sunni Syiah adalah orang orang yang tidak memahami konteks konflik dan terbelakang secara mental juga mindset, terutama soal soal bagaimana balance of power di dunia ini bekerja.
Logika dangkal tidak diperlukan dalam melihat konflik sekompleks perang Iran vs Israel ini tanpa melihatnya secara komprehensif.
Agresi militer Israel ke Iran adalah agresi ilegal dan melawan semua hukum yang ada. Sama seperti agresi Israel ke Palestina. Tidak ada hukum yang dipakai oleh Israel.
Maka fokus dunia saat ini seharusnya menghukum Israel seberat-beratnya atas semua kriminal yang mereka torehkan dalam halaman gelap kemanusiaan.
Operasi Rising Lion Israel adalah operasi militer sebagai bentuk pelanggaran jelas terhadap kedaulatan dan kemerdekaan sebuah bangsa.
Dan operasi True Promise 3 adalah aksi legal militer untuk melawan agresi. Israel yang memulai maka Iran wajib membalas dengan kuat dan tanpa henti. Blood by blood.
Dalam mindset persaingan geopolitik, prinsip yang berlaku hanya : the strong will do what they want, and the weaknesses will suffer what they must.
Maka menjadi lemah hukumnya adalah haram. Apalagi lemah di depan entitas zionis.
Iran on the track dalam menyikapi mindset geopoltik ini, maka tidak ada pilihan bagi seluruh dunia yang mendukung kedaulatan, kehormatan, keadilan, dan mendukung kemerdekaan Palestina kecuali membantu Iran dan siapapun untuk membereskan kecongkakan Israel.
Perang Iran dan Israel jadi tidak akan seimbang apabila AS memutuskan masuk ke arena, sistem keroyokan. Dan mengulangi cara-cara menginvasi Irak.
Tapi Iran bukanlah Irak, perlu harga yang sangat tinggi untuk menjatuhkan rezim Iran yang terbukti kokoh bertahan dibawah isolasi dunia selama hampir setengah abad.
Perang ini adalah juga perang narasi. Maka jangan pernah percaya dengan narasi yang dibangun Israel dan AS juga sekutunya lewat saluran saluran media mereka.
Semua sensor sangat ketat dan semua kerusakan dan kerugian di pihak Israel ditutup maksimal se rahasia mungkin kepada publik.
Perang ini bisa jadi akan menjadi perang panjang dan melelahkan semua.
Yang jelas, perang ini akan mengubah lanskap timur tengah dan membawa angin segar bagi seluruh kaum tertindas selama ini efek berdirinya negara ilegal Israel.
Yang jelas fakta di lapangan, bahwa Israel luluh lantah, porak poranda dan mengalami kerusakan paling parah sejak Israel berdiri lebih 70 tahun lalu.
Israel hari bukan Israel kemarin, buka Israel tahun 1956, 1967 atau Israel 1973. Israel 2025 adalah Israel yang jauh berbeda.
Jikapun seluruh kekuatan dunia mengeroyok Iran dan Iran tumbang seperti Irak.
Dan kemungkinan itu terhitung kecil, tapi dengan perang ini, Iran membuktikan bahwa Israel tidak punya masa depan sebagai bangsa penjajah, Israel bisa dibubarkan lebih cepat dari perkiraan banyak orang. ***
Artikel Terkait
Trump vs Kanada: Iklan Reagan Picu Ketegangan Dagang AS-Kanada
Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan Menang Telak 97% di Pemilu 2025, Diwarnai Kecurangan dan 700 Korban Jiwa
700 Tewas dalam Demo Pemilu Tanzania 2025: Kronologi dan Fakta Korban Jiwa
Momen Viral PM Jepang Sanae Takaichi Dekati Prabowo di KTT APEC 2025, Ini Isi Pidato Tolak Serakahnomics