Dutch Disease di Indonesia: Mengatasi Kutukan Sumber Daya Alam dengan Danantara
Oleh: Arief Poyuono
Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang melimpah, dari rempah-rempah, minyak, gas, batu bara, hingga nikel sebagai "emas putih" masa kini. Namun, sejarah panjang menunjukkan bahwa setiap booming komoditas seringkali berakhir sebagai ilusi, meninggalkan ekonomi yang rentan dan rapuh. Pola ini mengindikasikan adanya ancaman Dutch Disease atau "kutukan sumber daya" yang menghambat transformasi ekonomi jangka panjang.
Apa Itu Dutch Disease dan Bagaimana Dampaknya di Indonesia?
Dutch Disease adalah paradoks di mana penemuan atau lonjakan harga SDA justru melemahkan sektor ekonomi lainnya. Gejala ini pertama kali dicatat di Belanda pada 1960-an. Masuknya devisa besar-besaran dari ekspor SDA dapat menyebabkan apresiasi nilai tukar mata uang, sehingga membuat sektor manufaktur dan industri non-SDA kehilangan daya saing internasional.
Di Indonesia, meski kontribusi pertambangan terhadap PDB terbatas, daya tarik politik-ekonominya sangat besar. Setiap kali harga komoditas melonjak, kebijakan fiskal dan imajinasi pembangunan cenderung terfokus pada sektor ekstraktif, mengabaikan pengembangan sektor produktif lain. Tanpa institusi pengelola yang kuat, kekayaan alam justru berisiko menjadi bumerang, seperti yang terjadi di Nigeria dan Venezuela.
Pasal 33 UUD 1945 dan Reduksi Makna Penguasaan Negara
Ironisnya, Indonesia memiliki landasan konstitusi yang progresif melalui Pasal 33 UUD 1945, yang menyatakan bahwa SDA dikuasai negara untuk kemakmuran rakyat. Namun dalam praktiknya, makna "dikuasai" sering direduksi hanya menjadi urusan perizinan dan pembagian rente jangka pendek.
Putusan Mahkamah Konstitusi menegaskan bahwa penguasaan negara harus berupa tindakan pengurusan aktif (beheersdaad). Sayangnya, kerangka regulasi seperti UU Minerba dan turunannya berisiko memperkuat logika negara sekadar sebagai "broker izin", bukan pengelola strategis yang berorientasi pada kemakmuran berkelanjutan.
Artikel Terkait
Susi Pudjiastuti Kritik Gibran: Janji Starlink untuk Korban Bencana Aceh Dinilai Pencitraan
Sopir MBG Pakai Kostum Power Rangers: Cara Kreatif Tingkatkan Gizi Siswa
Isu Perselingkuhan Ridwan Kamil dan Aura Kasih: Fakta, Kronologi, dan Reaksi Artis
TikTok Jual 80% Aset di AS ke Konsorsium Oracle, Akhiri Ancaman Larangan