Ito Sumardi Bongkar Modus Pembunuhan Berkedok Bunuh Diri: Kesalahan Fatal Polisi Ada di TKP Awal!

- Selasa, 29 Juli 2025 | 01:15 WIB
Ito Sumardi Bongkar Modus Pembunuhan Berkedok Bunuh Diri: Kesalahan Fatal Polisi Ada di TKP Awal!


Di tengah misteri yang masih menyelimuti kasus kematian diplomat Arya Daru Pangayunan, sebuah peringatan keras datang dari purnawirawan jenderal polisi.

Fenomena kasus pembunuhan yang disamarkan sebagai bunuh diri kembali menjadi sorotan tajam, mengungkap potensi kelalaian dan 'jalan pintas' dalam proses investigasi.

Dalam diskusi panas bersama Deddy Corbuzier, Komjen. Pol. (Purn.) Drs. Ito Sumardi Djunisanyoto membongkar anatomi kejahatan yang sering kali luput dari jerat hukum.

Ia menyoroti titik paling krusial yang bisa menjadi dosa terbesar penyidik: penanganan Tempat Kejadian Perkara (TKP) awal.

Kecenderungan Berbahaya: Terlalu Cepat Menyimpulkan Bunuh Diri

Sorotan ini bukan tanpa alasan. Banyak kasus kematian dengan kejanggalan berakhir dengan stempel 'bunuh diri' tanpa pendalaman yang memadai. Deddy Corbuzier secara lugas mengkritik tren ini, yang seolah menjadi jalan keluar termudah dari sebuah penyelidikan rumit.

"Banyak kasus pembunuhan yang akhirnya dianggap bunuh diri," ujar Deddy, menyentil banyaknya kasus serupa yang menguap begitu saja dikutip dari YouTube.

Kasus Arya Daru Pangayunan menjadi cermin betapa kompleksnya sebuah insiden di balik layar. Apa yang tampak di permukaan bisa jadi hanyalah puncak gunung es dari sebuah skenario besar.

"Kasus ini tidak sesederhana kelihatannya dan bisa lari ke mana-mana," tambah Deddy, mengisyaratkan bahwa kesimpulan prematur adalah musuh utama kebenaran.

Anatomi 'Pembunuhan Sempurna' untuk Kelabui Aparat

Bagaimana seorang pelaku bisa merekayasa pembunuhan hingga tampak seperti bunuh diri? Ito Sumardi, dengan segudang pengalamannya di Korps Bhayangkara, membeberkan kemungkinan adanya 'pembunuhan sempurna' atau perfect murder.

Menurutnya, skenario ini sangat mungkin direkayasa oleh pelaku yang cerdas dan penuh perhitungan. Tujuannya satu: menghilangkan jejak dan mengarahkan investigasi ke jalan buntu.

"Perfect murder sangat mungkin terjadi, misalnya dengan membuat korban lumpuh lalu dibunuh dan meninggalkan sidik jari korban untuk mengalihkan perhatian," jelas Ito.

Penjelasan ini membuka mata publik bahwa kecanggihan modus operandi pelaku kriminal menuntut tingkat kecermatan yang jauh lebih tinggi dari aparat. Manipulasi bukti di TKP, seperti menempatkan senjata di tangan korban, adalah salah satu taktik klasik yang masih sering digunakan.

Kunci yang Tak Pernah Berubah: Selalu Ada Motif

Di balik semua rekayasa dan kamuflase, Ito Sumardi menegaskan ada satu benang merah yang tidak akan pernah bisa dihapus oleh pelaku: motif. Baik itu pembunuhan murni maupun yang disamarkan, motif adalah jantung dari setiap tindak kejahatan.

"Yang tidak berubah dalam kasus pembunuhan dari waktu ke waktu adalah adanya motif," tegasnya.

Inilah tugas fundamental penyidik. Menggali, membongkar, dan memahami motif di balik sebuah kematian adalah kunci untuk membuka tabir kejahatan. Tanpa menemukan motif yang jelas, sebuah kasus akan selamanya terjebak dalam lingkaran dugaan dan spekulasi, yang pada akhirnya merugikan pencarian keadilan.

Peringatan Keras: Kerusakan TKP Adalah Dosa Tak Terampuni

Puncak dari diskusi ini adalah peringatan Ito Sumardi mengenai kesalahan fatal yang kerap terjadi. Menurutnya, kelalaian utama dalam banyak kasus buntu adalah pengambilan kesimpulan yang tergesa-gesa dan, yang lebih parah, kerusakan TKP awal.

TKP diibaratkan sebagai 'ladang emas' informasi bagi penyidik. Setiap jejak, barang bukti, dan posisi korban adalah potongan puzzle yang tak ternilai. Intervensi yang tidak steril atau penanganan yang serampangan dapat menghancurkan bukti-bukti tersebut secara permanen.

Diskusi ini menjadi pengingat keras, tidak hanya dalam konteks kasus Arya Daru, tetapi juga sebagai evaluasi kritis terhadap sistem penegakan hukum kita. Menuntut kecermatan, kesabaran, dan investigasi berbasis sains adalah satu-satunya cara agar pelaku kejahatan tidak lagi bisa bersembunyi nyaman di balik skenario bunuh diri yang mereka ciptakan.

Sumber: suara
Foto: Komjen. Pol. (Purn.) Drs. Ito Sumardi Djunisanyoto [YouTube/Deddy Corbuzier]

Komentar