Menanggapi insiden yang menimpa 24 siswa dan seorang guru, Nanik juga menyoroti adanya potensi tumpang tindih antara kasus keracunan dan reaksi alergi.
Menurutnya, tidak semua keluhan pasca-konsumsi MBG bisa langsung disimpulkan sebagai keracunan. Ia mengklaim BGN telah melakukan mitigasi sejak awal dengan meminta data alergi setiap siswa dari pihak sekolah dan orang tua.
"Ini ada keracunan dan alergi yang masih tumpang tindih, tidak semua hal itu ada dugaan keracunan, tetapi ada hal yang karena alergi, misalnya alergi udang bahkan ada yang alergi mayonnaise. Padahal, sebelum kita mau mendaftar murid-murid di sekolah-sekolah itu sebetulnya sudah ditanyakan kepada guru-gurunya, anak-anak ini siapa yang punya alergi dan sudah ada catatannya," tutur Nanik.
Terlepas dari perdebatan penyebabnya, BGN menyatakan bertanggung jawab penuh atas insiden ini.
Nanik menjamin bahwa seluruh biaya pengobatan siswa yang terdampak akan ditanggung sepenuhnya oleh BGN, tanpa membebani orang tua, sekolah, maupun pemerintah daerah.
"Kan kita punya dana, ada yang kita ambilkan misalnya dari operasional, kejadian luar biasa dan macam-macam itu kan pasti kita sediakan, itu full dari BGN, semua ditanggung (biaya pengobatan). Contoh di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, ada tagihan Rp350 juta dari rumah sakitnya, kita bayar semua," tegas Nanik.
Ia menambahkan, "Kita enggak membebani apapun pada orang tua atau kepada pemerintah daerah, jadi nanti tinggal pihak rumah sakit memanggil kami, dari BGN."
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Klarifikasi Resmi Kemhan: Ayu Aulia Bukan Tim Kreatif, Ini Faktanya
Prabowo: Meritokrasi Kunci Capaian Nyata 1 Tahun Pemerintahan
Uang Sitaan Rp66 Triliun Kejagung: Asal Usul dan Rencana Prabowo untuk Renovasi Sekolah & Rumah Korban Bencana
Prabowo Siap Mati untuk Rakyat: Pernyataan dan Makna Pengabdiannya