PARADAPOS.COM - Tokoh senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Syaifullah Tamliha, membuat pengakuan mengejutkan dibalik lengsernya Suharso Monoarfa, dari kursi Ketua Umum PPP menjelang Pemilu 2024.
Ia mengungkapkan adanya kelompok internal, ia sebut sebagai “lima serangkai”, yang membuat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) palsu untuk menggulingkan Suharso.
“Lima orang ini tiba-tiba membuat Mukernas P3 yang abal-abal, untuk menurunkan Suharso Monoarfa,” jelas Tamliha, melalui podcast kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, dikutip Selasa (16/9/2025).
Tamliha, yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPP PPP, menceritakan bagaimana strategi pelengseran tersebut dijalankan.
Upaya utamanya adalah dengan menyebarkan informasi palsu melalui pesan WhatsApp, yang menyatakan bahwa Suharso Monoarfa telah mengundurkan diri dari jabatannya.
Dengan cepat kata dia, kabar menyebar di kalangan internal partai.
Merasa ada yang janggal, Tamliha mengaku langsung menghubungi Suharso yang sedang di dalam pesawat perjalanan dari Eropa ke Qatar, untuk mengonfirmasi.
“Saya telepon, ‘Apa betul Bapak mengundurkan diri?’ ‘Enggak,’ katanya. ‘Lha ini WA yang berseliweran ini?’ ‘Nggak bener’,” ujarnya, mengulang kembali percakapannya dengan Suharso.
Menurutnya, Eks Ketua Umum PPP itu tidak dalam posisi bisa melakukan klarifikasi secara luas terkait kabar tak benar mengenai dirinya, karena sedang berada di dalam pesawat.
Momen inilah yang dimanfaatkan oleh “lima serangkai” untuk mengeksekusi rencana mereka.
"Di situlah ada yang mengambil kesempatan untuk menghabisi Suharso Monoarfa," ucap Tamliha.
Adapun, nama lima orang yang Tamliha sebut menjadi bagian dalam kelompok "lima serangkai".
"Ada lima serangkai sebenarnya di P3 yang membuat turbulence, saya jujur saja mengatakan apa adanya, Arsul Sani, Mardiono, Romahurmuziy, Amir Uskara dan Ermalena," kata dia.
Setelahnya, sebuah pertemuan, ucap Tamliha, terjadi di apartemen Suharso.
Ia mengilustrasikan suasana tegang saat Romahurmuziy atau Romy datang dengan ancaman yang ditujukan kepada Suharso.
Tamliha juga berada di sana saat itu, mendengar dan melihat bagaimana Romy dengan tegas meminta Suharso mundur dari posisinya sebagai Ketua Umum PPP, disertai dengan konsekuensi fatal bagi partai di pemilu mendatang, jika Suharso menolak untuk mundur.
“Kalau Bapak tidak mau mundur, jangan harap ada calon DPR RI 2024 ini," ungkap Tamliha menirukan ucapan Romy kepada Suharso saat itu.
Lebih lanjut, dia juga menilai kelompok tersebut memiliki kekuatan untuk menghalangi pendaftaran calon legislatif (caleg) PPP ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tamliha meyakini bahwa kejadian tersebut, menjadi titik awal kehancuran PPP di Pemilu 2024.
Konflik yang berkepanjangan membuat partai kehilangan momentum dan soliditas.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Menanti Radical Break Presiden Prabowo
ICW Laporkan Korupsi Pengurangan Porsi Makanan Haji Rp 255 M, Serahkan 3 Nama Terduga Pelaku
VIRAL Aksi Penghapusan Mural One Piece di Sragen, TNI Klaim Sukarela Tapi Kok Dikawal dan Diawasi?
Pengibar Bendera One Piece Diburu Aparat, Soleh Solihun: Kalau Bendera Ormas sama Parpol Boleh