"Hal ini berbeda dengan penampilannya di goyang gemoy yang tampak lucu. Karena penampilan di debat perdana Capres yang emosional itulah membuat fenomena gemoy terus menurun sejak debat perdana Capres hingga sekarang,” kata Fahmi.
Ia mengatakan, kampanye di medsos sebenarnya sangat efektif karena 50 persen lebih pemilih pada Pemilu 2024 adalah Generasi Z pengguna medsos.
Fenomena goyang gemoy yang dilakukan Prabowo yang meniru kampanye Capres Filipina Bongbong Marcos itu sempat viral sehingga menaikkan elektabilitas Prabowo.
Namun, sejak debat perdana Capres pada 12 Desember 2023 hingga sekarang, fenomena gemoy terus menurun.
Adapun Capres Anies Baswedan memanfaatkan penurunan fenomena gemoy itu dengan meluncurkan program kampanye di medsos melalui Desak Anies, yakni salah satu program kampanye Anies dalam memaparkan visi misi dan program kerja yang digagasnya sebagai capres dalam Pilpres 2024.
Desak Anies dikemas dengan suasana santai dengan tujuan menyerap aspirasi pemilih.
Sementara secara natural sejumlah K-Popper meluncurkan @aniesbubble yakni akun penggemar yang digunakan untuk mengarsipkan berbagai hal yang berkaitan dengan Anies Baswedan. Akun @aniesbubble ini lahir dari inisiatif para K-Popper tanpa melibatkan timses Anies Baswedan. Bahkan timses Anies tidak diperkenankan untuk ikut atau bergabung dalam akun @aniesbubble tersebut.
Kini program Desak Anies maupun akun @aniesbubble mulai digemari dan menaikkan popularitas Anies yang pada awalnya tampak kaku dan lebih menonjolkan hal-hal yang akademis.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sijogja.com
Artikel Terkait
Klaim Bombshell Rustam Effendi: Anak Dumatno Akui Foto di Ijazah Jokowi adalah Ayahnya
Polda Sumbar Dituding Lamban Tangani Tambang Ilegal di Solok, MAI Ancam Laporkan ke Pusat
Komisi VIII DPR Dukung Teguran Keras PBNU ke Gus Elham Yahya, Sebut Perilaku Tak Pantas
Syahganda Nainggolan Kritik Gibran: Bagusan Jadi Ketua RT - Analisis Lengkap