1. Keterlibatan Sosok Vokal: Salah satu figur yang paling gencar menyuarakan isu ijazah ini adalah Roy Suryo, yang memiliki rekam jejak panjang sebagai kader penting di Partai Demokrat.
Meskipun Roy Suryo telah membantah dan mengeluarkan pernyataan tandingan, koneksi masa lalunya dianggap sebagai variabel signifikan.
2. Motif "Anak Menggantikan": Ada kalimat kunci dalam spekulasi yang beredar, yaitu keinginan sang "tokoh besar" agar anaknya bisa menggantikan Jokowi.
Yunarto menganalisis, petunjuk ini tidak terlalu cocok untuk Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan.
3. Ambisi Politik AHY: Sebaliknya, petunjuk "anak menggantikan" ini sangat mungkin mengarah pada Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang notabene merupakan figur sentral dan calon kuat dari partainya untuk kontestasi kepemimpinan nasional.
"Kalau mau berspekulasi lebih lanjut terkait dengan apa yang misalnya punya korelasi dengan pihak-pihak yang teriak-teriak tentang ijazah palsu dalam konteks ini Roy Suryo sudah mengeluarkan sebuah statement tandingan karena dia merasa dia dulunya Demokrat. Jadi kalau dengan rentetan variabel tadi bukan tidak mungkin arahnya adalah kepada Partai Demokrat," jelasnya.
Luka Lama Politik dan Perebutan Kekuasaan
Analisis Yunarto semakin dalam ketika ia mengaitkan motif ini dengan sejarah hubungan yang tidak selalu mulus antara Partai Demokrat dan lingkaran Jokowi.
Ada "nuansa konflik di masa lalu" yang bisa menjadi bahan bakar dari manuver politik saat ini.
"Apalagi ada kalimat menginginkan anaknya menggantikan setahu saya misalnya Bang Zulkifli Hasan anaknya tidak sampai level sana," ujar Yunaro.
"Kalau kita bicara Demokrat, mungkin saja berbicara AHY dan mungkin bisa saja dikaitkan dengan masa lalu Demokrat dengan Pak Jokowi, terutama dalam konteks perebutan kursi ketua umum Demokrat kan memang tidak terlalu baik. ada nuansa konflik di masa lalu," tutup Yunarto.
Konflik yang dimaksud merujuk pada upaya pengambilalihan paksa kepemimpinan Partai Demokrat oleh Moeldoko, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan.
Peristiwa tersebut meninggalkan luka mendalam dan ketidakpercayaan antara kubu SBY-AHY dengan pihak Istana yang saat itu Jokowi menjadi presidennya.
Sebelumnya relawan Jokowi, Ade Darmawan, dalam wawancara di Kompas TV, memberikan semacam kode mengenai orang yang bermain di isu ijazah palsu Jokowi.
“Biarlah masyarakat berpikir sendiri dan mencari sendiri siapa sih dalangnya? (Isu ijazah). Saat ini saya pake baju apa? Nah itu mungkin salah satu clue yang bisa saya sampaikan,” kata Ade Darmawan yang memakai kemeja biru saat wawancara dengan Kompas TV.
Relawan Jokowi lain, Silfester Matutina, bahkan lebih gamblang menyebut partai biru yang dimaksud saat ini berada dalam barisan koalisi Prabowo-Gibran.
"Bukan yang kalah Pilpres ya (pihak yang berada di belakang isu ijazah palsu Jokowi), maaf ya yang di dalam koalisi kami lah," ujarnya dalam wawancara di Kompas TV.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Budi Arie Setiadi Masuk Gerindra: Perlindungan Politik dari Kasus Judi Online?
November Run 2025: Kemensos Gelar Event Lari Perdana di TMII untuk Peringati Hari Pahlawan
Budi Arie Setiadi Kembali Pimpin Projo 2025-2030, Logo Jokowi Akan Dihapus
Pertarungan Politik di Balik Pengawasan Pemilu 2024: Buku Baru Anggota Bawaslu Puadi Mengungkap Fakta