PARADAPOS.COM -Ditemukan banyak kejanggalan dalam momen reuni ke-45 angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dihadiri Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi.
Di media sosial, banyak warganet menduga acara ini bukan sekadar temu kangen, melainkan skenario untuk menepis kembali merebaknya isu ijazah palsu Presiden.
Peneliti media dan politik Buni Yani turut angkat suara soal kejanggalan reuni ke-45 angkatan 1980 Fakultas Kehutanan UGM.
Buni Yani salah satunya menyoroti kedatangan para peserta reuni yang kompak menggunakan minibus berwarna kuning. 
"Setahu saya kalau orang reunian biasanya datang sendiri-sendiri atas biaya sendiri ke tempat acara. Kalau dijemput bus sih itu namanya ada yang koordinir dan ada yang membiayai," tulis Buni Yani di akun Facebook pribadinya, dikutip Kamis 31 Juli 2025.
Menurut Buni Yani, apabila dikoordinir, terlebih kehadiran mereka dibiayai, tentu sangat janggal.
"Reuni ini tidak terjadi secara alami, tetapi diadakan untuk suatu tujuan. Tujuan untuk memenuhi kehendak orang yang membiayai," kata Buni Yani.
Buni Yani pun mengingatkan para pendukung Jokowi untuk tidak berulah aneh-aneh, karena hanya akan menjadi bahan tertawaan. 
"Ijazah palsu tidak bisa langsung jadi asli hanya karena bikin reuni. Jaka Sembung main internet, kagak nyambung kagak konek," pungkas Buni Yani.
Sumber: RMOL 
                             
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Purbaya Yudhi Sadewa: Ancaman Serius bagi Prabowo-Gibran di Pilpres 2029?
Peringkat 1! Purbaya Yudhi Sadewa Menteri Terbaik Versi Survei GREAT Institute
Dukung Penuh MKD, KNPI DKI: Rahayu Saraswati Tetap Layak di DPR 2024-2029
KPK Diminta Usut Tuntas Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh, Libatkan Mantan Pejabat!