IHSG Lesu di November: Momen Akumulasi atau Menahan Diri?
Data seasonality pasar saham Indonesia mengungkap pola menarik: November kerap menjadi bulan terberat bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam sepuluh tahun terakhir, performa IHSG di bulan November hanya tumbuh 0,14% dengan peluang kenaikan 30%.
Fenomena pelemahan IHSG November ini terjadi berulang, termasuk di tahun 2024 dimana indeks terkoreksi 6,07%. Tekanan jual biasanya datang dari aksi ambil untung dan rotasi portofolio investor institusi menjelang tutup tahun.
Window Dressing: Momentum Balik Arah di Desember
Kabar baiknya, pelemahan November biasanya bersifat sementara. Data historis menunjukkan IHSG hampir selalu rebound di Desember dengan kenaikan rata-rata 2,63% dan probabilitas penguatan 80%.
Fenomena window dressing menjadi pemicu utama, dimana manajer investasi membeli saham untuk mempercantik laporan kinerja tahunan. Tren positif ini sering berlanjut hingga Januari, menciptakan peluang klasik bagi investor jeli.
IHSG Catat Reli 4 Bulan Beruntun
Meski November lesu, IHSG justru menutup Oktober dengan reli empat bulan beruntun. Indeks berhasil naik 1,28% di Oktober, melanjutkan tren kenaikan sejak Juli 2025.
Artikel Terkait
Menkeu Purbaya Bahas Perkembangan Ekonomi dan Anggaran dalam Rapat dengan DPD RI
BEI dan S&P Dow Jones Luncurkan 3 Indeks Baru: Solusi Investasi ESG, Syariah, dan Dividen
Update Harga Bahan Pokok Hari Ini 3 November 2025: Cabai & Minyak Goreng Naik, Beras Medium Ikut Melonjak
Teuku Faisal Fathani Dilantik Jadi Kepala BMKG, Ini Harapan Menhub untuk Nataru & Lebaran 2026