[VALID] Korupsi Rp 285 Triliun di Pertamina: Pemain Utamanya Genk Solo, Bukan Riza Chalid!

KORUPSI 285 TRILYUN DI PERTAMINA, PEMAIN UTAMANYA GENK SOLO, BUKAN RIZA CHALID!

Silakan Simak :

Beginilah dugaan kuat anatomi korupsi pertamina.

Apakah Presiden Prabowo akan mengungkap sampai pelaku utamanya ?

Simak paparan Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu di podcast Hersubeno Arif.

Dengan ditetapkannya MRC (Muhammad Riza Chalid) dan HB (Hanung Budya Yuktyanta - Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina) sebagai tersangka korupsi Pertamina, maka anatomi korupsi tsb semakin jelas.

Pak Said Didu mengungkap masuknya HB sebagai direksi pertamina di era Jokowi dan kembalinya Riza Chalid setelah kasus Papa Minta saham, justru mengindikasikan MAFIA MINYAK kembali berkuasa.

Said Didu bahkan menyebut indikasi kedetakan Jokowi dengan Riza Chalid dimana Riza Chalid menjadi tamu VVIP saat pernikahan anak Jokowi.

SIMAK SELENGKAPNYA!

👇👇

[VIDEO]

Jelasnya genk solo,karna 10 tahun berkuasa genk solo berternak koruptor

Genk solo emang bangsat.
Selama @prabowo berkelanjutan, HIDUP JOKOWI, HIDUP JOKOWI
Pemberantasan Korupsi dan perbaikian Negri ini dari kehancuran bernegara oleh ulah genk solo, hanya akan sebatas OMON-OMON nya @prabowo.

Perbuahan arah atas :
1) Usulan pemakzulan Gibran dan
2) pengungkapan kasus ijazah palsu,
menjadi melemah bahkan akan dihambat karena
infonya karena ada “perintah singkat” dari Solo : “hambalang harus pegang komitmen”.

Kalau info ini benar maka ini bukan lagi matahari…

SUPERIOR! Gambaran 'Kuatnya' Riza Chalid Selama Ini Diduga Dibekingi Jokowi

ULASAN ini dimaksudkan untuk membuka fakta bahwa Muhammad Riza Chalid (MRC) selama ini sangat kuat karena dekat atau dibekingi oleh penguasa (Joko Widodo).

Dugaan tersebut, tergambar dari bagaimana dia dilindungi dalam kasus "papa minta saham" di Freeport. 

Fakta menunjukkan bahwa MRC selama ini sangat kuat karena dekat dengan penguasa (Joko Widodo). Berikut kronologinya:

Pertama, 13 Mei 2015, Setya Novanto (SN), Ketua DPR dan Ketua Umum Partai Golkar bertemu dengan MRC membahas permintaan saham di Freeport dan rekaman pembicaraannya kami peroleh dari Dirut Freeport saat itu (Pak Maroef Sjamsoeddin, saat ini ditunjuk oleh Presiden Prabowo sebagai Dirut BUMN Holding pertambangan MIND.ID).

Dalam rekaman tersebut termasuk ada pengakuan jatah saham untuk Presiden Joko Widodo yang akan “diatur/dikomunikasikan” oleh Pak Luhut Binsar Panjaitan. Tentunya semua sudah dibantah.

Kedua, rekaman tersebut dilaporkan ke Menteri ESDM Pak Sudirman Said yang sedang ditugaskan Presiden untuk menata ulang proses penyelesaian perpanjangan kontrak Freeport.

Kami sepakat bahwa ini harus dilaporkan, tapi sebelumnya harus izin Presiden dan Menteri ESDM melapor ke Presiden, Presiden Joko Widodo setuju. Proses pelaporan kita siapkan.