2024: Tantangan Menjaga Tradisi Olimpiade dan Mengakhiri "Kutukan" Sepak Bola

- Sabtu, 30 Desember 2023 | 04:40 WIB
2024: Tantangan Menjaga Tradisi Olimpiade dan Mengakhiri "Kutukan" Sepak Bola

9/12: Petrokimia Gresik Pupuk Indonesia menjuarai Livoli Divisi Utama 2023 dengan mengalahkan TNI-AU di final, gelar kedua mereka setelah menunggu 18 tahun. (DIMAS MAULANA/JAWA POS)

Beban merebut medali tentu tak hanya di pundak bulu tangkis. Sejauh ini Indonesia sudah meloloskan lima atlet ke ajang yang bakal dihelat di Paris itu: Arif Dwi Pangestu (panahan), Rifda Irfanalutfi (senam), dan Diananda Choirunisa, Desak Made Rita Kusuma Dewi, serta Rahmad Adi Mulyono dari panjat tebing.

Ada pula Rahmat Erwin Abdullah (81 kg) dan Eko Yuli Irawan (61 atau 67 kg) yang diharapkan lolos di angkat besi. Kepada mereka asa mempertahankan tradisi selalu merebut medali di Olimpiade sejak edisi 1988 disandarkan.

Tapi, khusus emas, memang badminton yang paling dijagokan. Maklum, sejak edisi 1992, hanya di 2012 Merah Putih gagal berkibar di arena badminton.

Basri Yusuf yang tergabung di tim Kelompok Kerja (Pokja) Satuan Tugas (Satgas) PBSI menuju Olimpiade 2024 bidang sports science menuturkan, dalam upaya menuju Olimpiade ada dua tahap. Jangka pendek dan jangka panjang.

19/6: Indonesia beruji coba dengan juara dunia Argentina. Indonesia kalah 0-2 oleh Argentina yang tampil tanpa Lionel Messi. (HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS)

Saat ini, pihaknya fokus untuk di jangka pendek: meloloskan sebanyak mungkin atlet ke Olimpiade. Terlebih, waktu yang ada sudah semakin singkat karena perhitungan poin bakal ditutup pada 28 April.

Di ganda campuran, target itu tak akan mudah dieksekusi. Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja saat ini baru menduduki peringkat ke-14 dan 16.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jawapos.com

Halaman:

Komentar