Managing Director Finance Badan Pengelola Investasi Danantara, Arief Budiman, mengatakan bahwa Danantara akan melakukan investasi sebesar 5 miliar dollar AS atau setara Rp 81,4 triliun (kurs Rp 16.293 per dollar AS) hingga akhir 2025 ini.
Rencana investasi itu bertujuan membantu menyediakan pembiayaan di berbagai proyek-proyek prioritas yang telah ditetapkan secara strategis.
"Bagaimana kita bisa membantu pasar keuangan sehingga pemodalan, akses terhadap pembiayaan itu lebih dapat diakses sektornya seperti apa untuk tahap awal? Ada delapan sektor awal yang difokuskan," ujar Arief di acara "Simposium Nasional Sumitronomics Terhadap Arah Ekonomi Indonesia" di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Kedelapan sektor prioritas tersebut mencakup:
1. Mineral (seperti nikel dan bauksit)
2. Platform hulu minyak dan energi baru terbarukan
3. Infrastruktur digital
4. Layanan Kesehatan
5. Jasa keuangan
6. Infrastruktur dan utilitas publik
7. Kawasan industri dan properti
8. Pangan dan pertanian.
"Saat ini kita melihat bahwa untuk tahun 2025 diharapkan kita bisa melakukan investasi sekitar Rp 5 miliar dollar dalam enam sampai sembilan bulan yang tersisa," lanjut Arief.
Dalam penjelasannya, Arief juga mengungkapkan bahwa Danantara memiliki holding operasional yang mengelola sekitar 50 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di 12 sektor ekonomi.
Adapun jika dihitung secara keseluruhan dengan anak-anak perusahaan BUMN dan turunannya, maka ada 889 entitas perusahaan yang dikelola holding operasional Danantara.
Untuk memaksimalkan pengelolaan seluruh perusahaan BUMN, menurut Arief, diperlukan tiga strategi.
Pertama, mengoptimalisasikan portofolio yang dimiliki Danantara.
Kedua, meningkatkan kinerja seluruh perusahaan BUMN yang dikelola badan investasi tersebut.
"Idealnya kita menjadi perusahaan dengan kinerja terbaik di masing-masing sektor," tutur Arief.
Ketiga, inovasi BUMN yang didukung perkembangan teknologi.
"Yang pertama melihat dulu tujuan tinjauan bisnis secara fundamental. Mana portofolio yang kritikal penting bagi negara. Apakah ada konsolidasi penyederhanaan yang dimungkinkan secara portofolio," ungkap Arief.
"Dan apakah ada transformasi yang diperlukan sehingga kita bisa menciptakan nilai. Inilah yang akan dilakukan oleh holding operasional untuk mengoptimalkan," lanjutnya.
Sejalan dengan hal itu, menurut Arief, pemerintah mengharapkan Danantara bisa memberikan dividen sebesar Rp 120 triliun pada 2025 ini.
Nantinya, dividen akan dikelola dan di-reinvestasikan kembali oleh Danantara.
Sumber: Tribun
Artikel Terkait
Rakernas AMMDI 2025: Pendirian Universitas dan Lembaga Zakat untuk Umat
Mengapa Anak Muda Wajib Terjun ke Bisnis Ternak Sapi? Ini 5 Alasannya!
Gerindra Siap Tampung Gelombang Besar Kader Projo, Ini Kata Dasco
Budi Arie: Logo Projo Baru Tak Lagi Gunakan Wajah Jokowi, Ini Alasannya