Kondisi Pasar Minyak Nabati Global
Harga CPO dikenal sangat terkait dengan pergerakan minyak nabati pesaingnya di pasar global. Sementara minyak sawit dan kedelai di Dalian melemah, kontrak minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) justru menguat tipis 0,22 persen.
Futures kedelai AS bahkan sempat mencapai level tertinggi dalam 15 bulan setelah adanya kesepakatan dagang antara AS dan China, di mana China setuju untuk membeli puluhan juta ton hasil pertanian Amerika.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia telah menetapkan harga acuan CPO untuk November 2025 sebesar USD 963,75 per ton. Angka ini mengalami kenaikan tipis dari harga acuan Oktober yang sebesar USD 963,61 per ton.
Prospek dan Sentimen Pasar CPO
Meskipun ada gencatan dagang sementara antara AS dan China, hal ini gagal mendongkrak kepercayaan pasar komoditas secara signifikan. Pasar memandang gencatan ini lebih sebagai jeda taktis daripada sebuah terobosan nyata yang dapat mengubah tren fundamental.
Dengan kombinasi faktor pelemahan ekonomi China, ekspor yang lesu, dan tekanan dari pasar Dalian, prospek harga CPO jangka pendek masih cenderung berada di bawah tekanan. Investor dan pelaku pasar akan terus memantau perkembangan ekspor serta kebijakan dari negara produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia.
Artikel Terkait
BSDE Catat Laba Bersih Turun 49% di 2025, Tapi Prapenjualan Tembus Rp7,1 Triliun
10 Saham Paling Aktif di BEI 27-31 Oktober 2025: Data & Analisis
Daftar Magang Nasional Batch 2 Kemnaker 2025: 80.000 Kuota untuk Fresh Graduate
Proyeksi IHSG Pekan Depan: Potensi Menguat ke 8.354 & Rekomendasi Saham BRMS, ISAT, PANI, SSMS