SBY Sebut Dunia di Ambang Malapetaka, Nasib Bumi Kini di Tangan 5 Strong Men Ini!

- Kamis, 19 Juni 2025 | 05:35 WIB
SBY Sebut Dunia di Ambang Malapetaka, Nasib Bumi Kini di Tangan 5 Strong Men Ini!




PARADAPOS.COM - Eskalasi konflik di Timur Tengah yang ditandai dengan pecahnya perang terbuka antara Iran dan Israel memicu kekhawatiran mendalam dari berbagai tokoh dunia. 


Salah satu suara paling lantang datang dari Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang memperingatkan bahwa dunia kini berada di titik yang sangat berbahaya.


Melalui sebuah unggahan di akun X pribadinya pada Kamis (19/6/2025), SBY melukiskan skenario suram jika para pemimpin global gagal mengendalikan situasi. 


Analisis tajamnya menyoroti bahwa nasib perdamaian global kini bergantung pada keputusan segelintir individu.


"Jika Perang Iran-Israel sampai 'lepas kendali', maka dunia ini benar-benar berada di ambang malapetaka besar," tulis SBY, memberikan penekanan pada urgensi situasi.


Menurutnya, masa depan perdamaian dan keamanan dunia tidak lagi ditentukan oleh institusi global, melainkan oleh lima figur pemimpin kuat (strong men).


Dua yang pertama adalah aktor utama konflik saat ini: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei


Namun, SBY menyoroti tiga figur lain yang memiliki kekuatan jauh lebih besar untuk mengubah arah sejarah: Donald Trump dari Amerika Serikat, Vladimir Putin dari Rusia, dan Xi Jinping dari Tiongkok.


"Semoga kelima pemimpin tersebut oleh Tuhan dianugerahi kearifan jiwa dan kejernihan pikiran dalam mengambil keputusan. Jangan sampai ada salah keputusan atau 'miscalculation' (salah perhitungan). Jika mereka gegabah dan salah langkah, akibatnya adalah kematian dan kehancuran dahsyat di banyak negara," tutur SBY.


Dia mengingatkan bahwa sejarah kelam peradaban manusia sering kali ditulis oleh ego dan ambisi para pemegang kekuasaan yang gemar berperang (warlike leaders), mengabaikan keinginan tulus mayoritas manusia yang mendambakan kedamaian.


"Perang besar, apalagi Perang Dunia ke-3, masih sangat mungkin untuk dicegah. Harus bisa dicegah. Waktu dan jalan untuk itu masih ada," tegasnya.


👇👇



Trump Siap Bantu Israel? Sinyal Ambigu dari Gedung Putih


Kekhawatiran SBY mengenai peran Donald Trump tampaknya beralasan. 


Laporan dari Wall Street Journal pada Rabu (18/6/2026) menyebutkan bahwa Trump dilaporkan telah menyetujui rencana serangan terhadap Iran, meskipun perintah eksekusi final belum dikeluarkan. 


Mengutip sumber anonim, laporan itu menyatakan Trump masih menunggu momen yang tepat, diduga terkait upaya Iran menghentikan program nuklirnya.


Fasilitas pengayaan uranium bawah tanah Fordow milik Iran disebut-sebut menjadi target utama, sebuah operasi yang memerlukan persenjataan paling destruktif milik Amerika. 


Saat dikonfirmasi pers, Trump memberikan jawaban yang penuh teka-teki.


"Bisa saja saya lakukan. Bisa juga tidak," ujarnya di Ruang Oval Gedung Putih, menunjukkan ambiguitas yang membuat dunia menahan napas. 


"Dengar, saya tidak ingin perang. Tapi jika pilihannya adalah berperang atau membiarkan mereka punya senjata nuklir, Anda harus melakukan apa yang harus Anda lakukan, dan mungkin kita tidak perlu bertarung."


Trump mengisyaratkan bahwa keputusan krusial akan diambil dalam waktu dekat, kemungkinan pada pekan depan. 


Ia juga mengaku telah memberi tahu Benjamin Netanyahu untuk "terus melancarkan" serangan ke Iran, namun tanpa memberikan komitmen jelas soal keterlibatan langsung militer AS.


Ancaman Balasan dari Teheran


Di sisi lain, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menolak mentah-mentah setiap ultimatum dari Trump. 


Ia memperingatkan bahwa keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam konflik akan memicu "dampak yang tidak bisa diperbaiki."


"Rezim Zionis (Israel) telah membuat kesalahan fatal, dan mereka pasti akan menerima konsekuensinya," kata Khamenei dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi nasional. 


Ia menegaskan Iran tidak akan pernah memaafkan pelanggaran terhadap wilayah udaranya atau darah para "martirnya".


Ketegangan di Timur Tengah terus membara sejak Israel melancarkan serangan udara skala besar ke berbagai lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir. 


Media Iran melaporkan setidaknya 585 orang tewas dan lebih dari 1.300 lainnya luka-luka.


Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan rudal yang diklaim oleh Israel telah menewaskan sedikitnya 24 orang dan mencederai ratusan lainnya.


Sumber: Suara

Komentar