Daya juang Sri dalam berkompetisi memang sangat tinggi. Ketika bersaing untuk merebut emas nomor Women's B Time Trial bersama pilot Ni'mal, dia tidak hanya harus mengeluarkan total energinya demi finish tercepat.
Perempuan kelahiran Grobogan, 25 Agustus 1994 itu juga harus berjuang menahan rasa sakit akibat mengalami kram perut ketika beradu kebut. Dia bahkan sampai menangis akibat rasa sakitnya itu, begitu tembus garis finish menjadi jawara di nomor itu.
"Saya ingat pesan Ni'mal agar terus paksa, jangan sampai kendorkan kayuhan. Biarpun sudah sakit banget, tetep saya paksa supaya hasilnya bisa maksimal,” kata Sri.
Baca Juga: Para Cycling Pecah Telur, Sri Sugiyanti dan Fadli Genggam Emas Asian Para Games Hangzhou 2023
Kegigihan, daya juang dan kedisiplinan tinggi Sri Sugiyanti, diakui pelatih kepala pelatnas para cycling sekaligus koordinator cabor para cycling Indonesia, Fadilah Umar.
Menurutnya, motivasi tinggi Sri menjadi salah satu kunci untuk merebut tempat tertinggi podium pada dua nomor yang diikutinya.
"Sebenarnya, Sri ditargetkan untuk mengejar medali perak dan perunggu di Asian Para Games Hangzhou. Tapi berkat kegigihan serta ketaatannya mengikuti instruksi jajaran pelatih, hasil tertinggi berhasil diraihnya. Dia hebat," ujar Umar yang juga dosen Fakultas Keolahragaan (FKor) UNS Surakarta.
Artikel asli: solo.suaramerdeka.com
Artikel Terkait
TikTok Jual 80% Aset di AS ke Konsorsium Oracle, Akhiri Ancaman Larangan
Bupati Bekasi Ade Kuswara Ditangkap KPK: Kronologi, Kekayaan Rp79 M, dan Dugaan Suap
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Ditangkap KPK: OTT, Penyegelan, & Kronologi Kasus
Klarifikasi Dadan Hindayana: Main Golf untuk Galang Dana Bencana Sumatera, Bukan Rekreasi