Kritik dari Publik dan Netizen
Momen tersebut menjadi viral dan bahan diskusi luas. Publik menilai komentar pejabat di saat bencana sangat berpengaruh terhadap psikologis korban. Masyarakat mengingatkan bahwa setiap pernyataan di masa sulit akan ditangkap sebagai sinyal prioritas pemerintah.
Netizen mengkritik, di saat warga membutuhkan kepastian pemulihan, yang dibahas justru potensi ekonomi jangka panjang. Mereka berharap pemimpin turun langsung dengan fokus utama pada penyelamatan dan pemulihan korban, bukan analisis teknis lahan.
Pentingnya Empati dan Komunikasi di Saat Bencana
Insiden ini memicu diskusi mengenai perlunya kepekaan dan kehati-hatian pejabat dalam berkomunikasi di lokasi bencana. Empati sederhana, seperti menanyakan langsung kesulitan warga atau memastikan penyaluran bantuan, dianggap jauh lebih bermakna dan dibutuhkan.
Meski analisis karakteristik tanah mungkin memiliki relevansi untuk perencanaan jangka panjang, waktu dan konteks penyampaiannya dinilai sangat tidak tepat.
Harapan Ke Depan
Warga Bireuen berharap proses pemulihan pascabanjir dapat berjalan cepat dengan dukungan penuh dari pemerintah. Perhatian diarahkan pada pembenahan infrastruktur, perbaikan fasilitas umum, serta penanganan jangka panjang untuk mitigasi bencana di masa depan.
Artikel Terkait
Kuburan Massal Agam 2025: Tragedi Galodo dan Duka 33 Korban di Kampung Tengah
Menteri Kehutanan Ogah Buka 12 Perusahaan Pemicu Banjir Sumatera, DPR Keberatan
Titiek Soeharto Beberkan Dugaan Jenderal Bintang 2-3 Bekingi Illegal Logging Pemicu Banjir
Titiek Soeharto Geram ke Menhut: Truk Kayu Ilegal Pasca Banjir Sumatra Mengejek Rakyat!