“Jika ada 100 ribu atau 200 ribu orang Arab di Gaza dan bukannya 2 juta orang Arab, maka seluruh diskusi pada hari setelah perang berakhir akan sangat berbeda,” ujar Smotrich pada hari Minggu kemarin, yang menyerukan warga Palestina migrasi secara sukarela.
Sehari berikutnya, media Israel membuat laporan bahwa Itamar Ben-Gvir, Menteri Keamanan Israel, membuat seruan serupa, dengan mengatakan bahwa ini adalah solusi yang benar, adil, dan bermoral.
Pernyataan dua tokoh sayap kanan ini merupakan pernyataan paling baru dari pejabat penting Israel yang menyinggung prospek pemukiman kembali warga Palestina di luar Gaza.
Baca Juga: Kabar Duka Kembali Melanda Jepang, Pesawat Japan Airlines Terbakar Usai Tabrak Pesawat Lain
Para ahli HAM dan hukum telah memperingatkan bahwa pemindahan paksa merupakan kejahatan perang di bawah hukum internasional dan bisa menyebabkan pembersihan etnis.
“Ini tidak benar-benar sukarela ketika Anda mengebom rumah-rumah dan membuat seluruh penduduk kelaparan,” kara Rasha Mubarak, seorang aktivis Palestina di Amerika.
Mubarak menyampaikan kepada Al Jazeera bahwa pemerintahan Biden tidak hanya gagal mengutuk upaya para pejabat Israel untuk mengeluarkan warga Palestina dari gaza, namun juga berkontribusi pada perang dengan memberikan bantuan militer dan dukungan diplomatik kepada Israel.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bicaraberita.com
Artikel Terkait
Prabowo Ungkap Nama Pejabat TNI-Polri Dalang Ilegal Logging Pemicu Banjir Bandang Sumatra
Kasus Ijazah Jokowi: Analisis Muatan Politik & Kaitannya dengan Kekecewaan Pilpres 2024
Bigmo Buka Suara: Resbob Nyaris Menilep Donasi Banjir Sumatra Rp185 Juta di Podcast Deddy Corbuzier
PT SRM Bantah WNA China Serang TNI di Ketapang: Klarifikasi Lengkap & Fakta Sengketa Tambang