Para siswa Kopassus akan diburu oleh para pelatih yang memiliki pengalaman survivor di tengah hutan.
Bagi siswa yang tertangkap, neraka dunia baginya. Karena mereka akan disiksa layaknya tawanan perang sungguhan.
Berbagai siksaan akan dilakukan pelatih untuk menggali informasi.
Bagi prajurit yang tidak kuat menahan siksaan dan memilih membocorkan rahasia negara maka tamatlah baginya.
Untuk itu sesakit apapun siksaan, saat menjadi tawanan perang siswa Kopassus dilarang membocorkan rahasia negara, maupun misi operasi kepada musuh.
Tak heran jika Kopassus memiliki semboyan lebih baik gugur dalam siksaan daripada membocorkan informasi.
Inilah mengapa mereka disebut sebagai Komando Pasukan Khusus.
Nah untuk siswa yang tidak tertangkap bukan berarti mereka lolos dari neraka dunia.
Pada akhirnya mereka pun harus kembali ke camp tawanan perang untuk menjalani siksaan.
Padahal dalam Konvensi Jenawa tawanan perang dilarang disiksa.
Namun satuan Kopassus sudah menyiapkan para calon prajuritnya untuk menghadapi hal terburuk di medan operasi.
Sehingga, bila terjadi sesuatu saat prajurit baret merah diperlakukan tidak manusiawi oleh musuh yang melanggar Konvensi Jenawa, mereka sudah siap.
Inilah mengapa setiap siswa Kopassus harus merasakan pedihnya pendidikan Hell Week.
[DOC]
Sumber: VIVA
Artikel Terkait
Demo Ricuh di DPRD Kota Bogor, Mahasiswa Sorot Kinerja Sugeng IPW
Bilqis 4 Tahun Jadi Lebih Agresif Pasca Diculik: Kronologi & Proses Trauma Healing
Lippo Group Diduga Serobot Tanah Jusuf Kalla, 4 Jenderal TNI AD dan AL Dituding Bekingi
Chiko Raditya Ditahan, Tersangka Kasus Video Syur AI Siswi SMAN 11 Semarang: Kronologi & Ancaman Hukuman