PARADAPOS.COM - Sebanyak tiga anggota Kepolisian di Way Kanan, Lampung, gugur ditembak oknum TNI. Insiden nahas ini terjadi ketika anggota Polri tersebut menggerebek aktivitas judi sabung ayam.
Direktur Eksekutif Nagara Institute, Akbar Faizal menilai pelaku penembakan tiga personel Polres Way Kanan tersebut sangat kejam, karena membunuh anggota Kepolisian yang sedang bertugas.
"Sadis, brutal, jahat sekali. Polisi dibunuh saat bertugas," kata Akbar melalui akun X miliknya yang dilihat redaksi, Rabu 19 Maret 2025.
Akbar berharap peristiwa serupa tidak terulang lagib dengan menghukum berat para pelakunya.
"Mari bersikap. Peristiwa serupa tak boleh terjadi lagi. Dan pelaku bersama jaringannya harus dihukum maksimal," kata Akbar.
Tiga terduga pelaku penembakan saat penggerebekan tempat perjudian sabung ayam di Kampung Karang Manuk, Kecamatan Negara Batin, Way Kanan, pada Senin 17 Maret 2025, sudah diamankan.
Pertama Z (71) yang ditangkap pada 22.00 WIB. Lalu, disusul dua oknum lainnya yakni PL selaku Dansubramil Negara Batin dan Kopka Basarsyah selaku anggota Subramil Negara Batin.
Keduanya langsung diamankan Polisi Militer Angkatan Darat di Mako Kodim 0427/WK.
"Sudah ditahan," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra kepada wartawan, Selasa 18 Maret 2025.
Diketahui, tiga personel terbaik Polda Lampung gugur diakibatkan luka tembak di kepala yang terjadi pada saat melakukan penggerebekan judi sabung ayam di Lampung.
Kapolsek Negara Batin, AKP (Anumerta) Lusiyanto, mengalami luka tembak di bagian dada kanan yang menyebabkan kerusakan organ dalam.
Sementara itu, Aipda (Anumerta) Petrus Apriyanto mengalami luka tembak di area mata kiri, menyebabkan cedera parah di bagian kepala.
Terakhir, Briptu (Anumerta) Ghalib Surya Ganta, mengalami luka tembak di sekitar bibir kiri yang mengakibatkan cedera fatal di rongga mulut dan kepala bagian belakang.
Sumber: rmol
Artikel Terkait
Demo Buruh Kasbi di DPR: 10 Tuntutan Utama & Tuntut UU Pro Pekerja
Gubernur Riau Abdul Wahid Tersangka KPK: Fakta Satu Matahari dan Permintaan Jatah Preman Rp7 Miliar
Kebakaran Rumah Hakim PN Medan Khamozaro Waruwu, Diduga Terkait Kasus Korupsi yang Ditanganinya
Tragedi Pengeroyokan di Masjid Sibolga: Refleksi Hilangnya Fungsi Masjid Nabawi Modern