Menduga Pesan Rektor UGM Dibalik Kisruh Ijazah Jokowi: 'Diam Adalah Cemas'
Di tengah sorotan tajam soal polemik keaslian ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, sosok Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Ova Emilia menjadi perhatian publik.
Ketidakhadirannya dalam forum klarifikasi bersama para alumni dan aktivis yang menyoal keabsahan ijazah Jokowi menuai berbagai penafsiran—dari sikap menghindar hingga dugaan adanya tekanan politik.
Namun, di balik ketidakhadirannya itu, tersembunyi sebuah pesan yang kuat.
UGM sebagai institusi akademik memilih menjaga ketenangan, ketertiban, dan marwah kampus di tengah pusaran isu yang semakin politis.
Dikabarkan, Prof. Ova tidak menemui langsung Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) serta ratusan alumni UGM yang hadir ke kampus pada 15 April 2025 untuk meminta klarifikasi terkait dugaan pemalsuan ijazah Jokowi.
Pihak universitas hanya mengutus Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan menerima perwakilan alumni di ruangan terbatas di Fakultas Kehutanan, bukan di Gedung Rektorat.
Dokter Tifauzia Tyassuma (dr. Tifa), salah satu alumni UGM dan penggiat media sosial, mengkritik keras langkah tersebut.
Ia menyebut ketidakhadiran Prof. Ova sebagai bentuk “ketakutan” dan menyiratkan adanya kesadaran akan kekeliruan yang terjadi.
Artikel Terkait
Wamendagri Tekankan Inovasi Daerah Harus Berkelanjutan, Bukan Hanya untuk Penghargaan
Kemensos Larang Pemotongan Bansos, Penerima Wajib Dapat 100%
KPK Tetapkan Gubernur Riau Tersangka OTT, Pengumuman Resmi Rabu
Kecelakaan Maut di Perlintasan Kereta Prambanan Tewaskan 3 Orang, Ini Kronologinya