"Cita-citanya dan tujuannya adalah untuk memiliki entitas Palestina yang kompeten, mampu dan dapat dipercaya yang dapat mengawasi warga Palestina di Gaza, namun kita tidak melihat satu pun dari mereka, bahkan di Tepi Barat," ucapnya lagi.
Petraeus yang juga mantan direktur Badan Intelijen Pusat, menambahkan bahwa calon administrator Gaza harus memastikan Hamas tidak dapat membangun kembali Gaza. Rekonstitusi bakal menjadi tantangan terbesar.
"Ini yang dihadapi Israel setelah menghancurkan Hamas, yang saya yakini bisa dilakukan, meski sangat, sangat menantang," tambahnya.
Ucapan Petraeus sendiri sesuai dengan pernyataan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Israel harus mempertahankan tanggung jawab militer secara keseluruhan di Gaza di masa mendatang.
Namun, Presiden AS Joe Biden sempat menolak keinginan tersebut. Bulan lalu ia menegaskan Otoritas Palestina (PA) yang "direvitalisasi" harus memerintah Jalur Gaza dan Tepi Barat setelah perang Israel-Hamas.
Sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober dan sekitar 240 orang disandera oleh kelompok bersenjata tersebut. Hamas beralasan penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan pendudukan Palestina menjadi sebab serangan.
Israel sejak itu memulai pemboman besar-besaran di Gaza dan melakukan serangan darat. Pembalasan ini telah menewaskan lebih dari 18.000 warga Palestina.
Artikel asli: paradigma.co.id
Artikel Terkait
TNI Dikecam Koalisi Masyarakat Sipil atas Tindakan Represif di Aceh, DPR Diminta Panggil Panglima
Truk Pengangkut Kayu Dibakar Massa, Diduga Pemicu Banjir - Kronologi & Analisis Lengkap
Viral! Ridwan Kamil & Aura Kasih di New York, Unggahan Foto Berdekatan Picu Spekulasi Liburan Bareng
Afeela by Sony Honda: Mobil Listrik Pertama dengan PS Remote Play untuk Main Game PS5/4