Secara hukum, Budi Arie memang bisa berlindung di balik asas praduga tak bersalah atau presumption of innocent.
Tapi ini politik, Bung. Politik adalah persepsi. Politik bukan hukum.
Keberadaan Budi Arie yang namanya disebut-sebut dalam kasus korupsi akan menimbulkan persepsi negatif bagi Kabinet Merah Putih.
Jadi, Prabowo tak perlu jauh-jauh ke Antartika, karena orangnya ada di depan mata. Apalagi Prabowo juga berjanji tak akan tebang pilih.
Jika Prabowo tidak bertindak, berarti seperti peribahasa, “Kuman di seberang lautan jelas kelihatan, gajah di pelupuk mata tak kelihatan”.
Prabowo pun sekadar omon-omon belaka ketika menyatakan mau mengejar koruptor hingga ke Antartika atau kutub selatan Bumi.
Pertanyaannya, beranikah Prabowo melawan Budi Arie?
Pasalnya, melawan Budi Arie sama saja dengan Prabowo melawan Joko Widodo. Sebab, Budi Arie dikenal sebagai orang dekat Presiden ke-7 RI itu.
Bahkan disinyalir, diangkatnya Budi Arie sebagai menteri oleh Prabowo atas rekomendasi Jokowi.
Apalagi Projo di Pemilu 2024 lalu mendukung Prabowo, setelah sebelumnya sempat mendukung Ganjar Pranowo.
Di Pemilu 2014 dan 2019, Projo mendukung Jokowi yang saat itu bertarung melawan Prabowo.
Di Pemilu 2024, Projo mendukung Prabowo setelah disinyalir mendapat arahan dari Jokowi.
Sebab itulah, Prabowo tak pernah berani melawan Jokowi. Bahkan selalu memuji-muji.
Prabowo “sendiko dhawuh” (menurut perintah) atau “yes man” kepada Jokowi. Bahkan cenderung menjadi boneka Jokowi.
Alhasil, Budi Arie akan menjadi batu ujian dan ajang pembuktian apakah Prabowo benar-benar konsekuen dengan pernyataannya yang akan melawan segala bentuk korupsi di Indonesia tanpa pandang bulu, bahkan mau mengejar koruptor hingga ke Antartika, atau tidak. Jika tidak, berarti Prabowo hanya omon-omon belaka. ***
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
5 Fakta Mengerikan Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah, Muncul Setelah 2 Bulan!
KPK OTT Riau: Gubernur dan 9 Tersangka Lain Dibawa ke Jakarta
Projo Belum Jadi Parpol, Pengamat Sebut Tidak Punya Nyali? Ini Alasannya
Ray Rangkuti Tolak Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Ini Alasannya