“Jangan gonta-ganti nama. Udah cakep Al-Ihsan apalagi berubahnya? Coba dibuat yang berubah itu bukan penamaan. Namanya sudah bagus. Kenapa ganti nama?” tanyanya.
Ia menekankan pentingnya pelayanan yang ramah, efisien, dan tanpa mempersulit pasien, terutama bagi masyarakat miskin.
“Pastikan di rumah sakit se-Jawa Barat kalau ada orang berobat enggak boleh dibikin susah,” tegasnya.
Ustaz Alfian juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa ini bisa menjadi “test of water” atau uji coba respons masyarakat.
Ia mengkhawatirkan adanya target lain di masa depan, seperti penggantian nama Masjid Al-Jabar atau perubahan cara azan.
“Orang sekuler ini kan step by step-nya jago dan selalu punya alasan yang seolah logis,” ujarnya.
Dalam penutupnya, Ustaz Alfian Tanjung dengan tegas menyatakan, “Mengganti Al-Ihsan dengan Welas Asih merupakan bentuk konfrontasi tauhid yang menurut saya harus ditolak.”
Ia juga menyiratkan perbandingan tindakan ini dengan tokoh-tokoh historis seperti Firaun, Namrud, dan Mustafa Kemal Ataturk yang seenaknya mengganti simbol-simbol.
Analisis Hukum Ahli Pertama RSUD Al-Ihsan Zidney Fahmidyan mengungkapkan alasan perubahan nama rumah sakit—karena selama ini RSUD Al-Ihsan dikenal secara branding keislamannya.
Oleh karena itu, Pemprov Jabar ingin memunculkan kearifan budaya Sunda melalui istilah Welas Asih.
Welas Asih memiliki arti belas kasih atau kasih sayang mendalam terhadap orang lain.
Zidney mengatakan, istilah ini juga diambil dari dua nama Allah dalam Asmaul Husna, yakni Ar-Rahman dan Ar-Rahim.
Menurut informasi yang beredar, pergantian nama itu sesuai dengan keputusan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang diteken pada tanggal 19 Juni 2025 lalu.
👇👇
Sumber: JakartaSatu
Artikel Terkait
394.000 Kendaraan Diblokir Beli Pertalite & Solar Subsidi: Cek Sekarang!
Ibunda Helwa Bachmid Bongkar Alasan Nikah Siri dengan Habib Bahar: Kami Terhipnotis
Restrukturisasi Utang Kereta Cepat Whoosh Diserahkan KCIC ke Danantara
Gempa M 6.2 Guncang Bolaanguki Bolsel, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami